Jumat, 22 Maret 2013

Puisi untuk Cinta


Cinta yang saat ini aku punya
Tak ada seorang-pun bisa memisahkannya
Cinta yang saat ini aku simpan
Tak ada seorang-pun bisa mencurinya..
            Cinta ini sudah amat dalam tertanam
            Tidak ada yang bisa menggantikannya
            Cintaku tegembok mati dalam hati
            Dan tidak ada yang mampu mengambilnya..
Siapapun, tidak ada yang bisa
Melawan ketulusan cinta sejati
Siapapun, tidak ada yang sanggup
Menghancurkan kesetiaan cinta abadi

Cinta suci ini takkan terganti...

Sahabat


“Sahabat, saudara kandung yang Tuhan lupa kasih ke kita”. Terkadang gue mikir, iya ada benernya juga sama kalimat ini. Karna menurut gue pribadi, gue lebih suka cerita tentang apapun ke mereka, berbagi tawa dan duka bersama para sahabat, terutama kalo yang sifatnya kesedihan sih hehe. Gue, seseorang yang jarang banget mau terbuka sama siapapun, termasuk sama orang tua. Kenapa bisa begini ? yaa menurut gue, ga perlulah gue cerita keluh kesah gue ke Ibu Bapak karena gue uda cukup mengerti kesibukan mereka di kantor, gampangnya sih gue ga mau nambah beban pemikiran lagi ke mereka. Cukup mereka tau gue selalu happy sama kehidupan yang gue jalanin J
So because that, gue kesannya jadi lebih ketergantungan sama sahabat. mereka lebih ngerti sama keadaan gue. Gue ada “belok” sedikit pasti ngerti, hayooo jangan mikir yang ga bener yaa! Hahaha, maksudnya disini tuh kalo gue lagi ada yang beda sedikitpun biasanya mereka paham dan cepet taunya.
Sampai gue sebesar ini, gue punya beberapa perkelompokan persahabatan yang kalo kata anak gaul mah “gue banget gitu loch!”. Dan lucunya di masing-masing tingkatan pendidikan, gue hanya mempunyai satu persabatan. Jadi kalo dihitung dari SD sampai kuliah, berarti gue punya 4 jiwa yang menambah hidup gue jadi semakin berwarna, selain Ibu Bapak dan adik gue sebagai nafas gue tentunya.. oke, yuk mari dikulik satu persatu!
Di Sekolah Dasar, gue punya perkumpulan bernama “Sakura”. Entah dari mana namanya berasal, yang pasti menurut gue itu terlalu feminim untuk ukuran 5 lelaki (Fandi, Arif, Wibhi, Handry, Dodi) + 4 perempuan (Gue, Nyimas, Kiki, Sasa). Tapi dibalik kefeminimannya, nama itu punya makna yang “oh iya bener juga juga yaa”, karena sakura melambangkan bunga yang indah. Nah sama kaya ini, gue berasumsi perkumpulan gue itu indah yang selalu menambah aura positif di sekeliling mereka karena kecerahan warnanya, alias tawa candanya. Maklumlah jaman SD kan hobbynya seneng-seneng, jalan ke sana jalan ke sini dan masih ga mikirin yang namanya tugas, ujian dan seperangkat problematika milik orang dewasa. Tapi memang iya, setiap hari jumat di tiap minggunya kami selalu bergiliran mengunjungi rumah masing-masing selepas pulang sekolah, dan itu pengalaman paling amazing yang ga bakal gue lupian, petualang  sejati!
Saat SMP, terdapat kelompok artis sekolah bernama “Bajaj” ramai diperbincangkan. Ya, itulah nama kelompok bermain gue. Bajaj terdiri dari.......... hmmmmm agak lupa persisnya tapi itu terbentuk dari 7 anak remaja (Gue, Asri, Suci, Dian, Dadhi, Nico dan Bowo) yang dengan kreatif mampu menghipnotis khalayak ramai karena kelucuan kami mengolah sebuah drama komedi saat pengambilan nilai pelajaran kesenian. Berkat kesuksesan inilah, kami diutus dari pihak sekolah untuk ikut serta dalam mengisi acara perpisahan sekolah angkatan kami, dan respon yang kami dapat sangatlah memuaskan, bahkan sampai ada yang standing applause untuk kesuksesan drama komedi ini. Jadi sekarang tau kan, darimana title artis itu berasal hehehe. Nama Bajaj awalnya ga pernah ada, tapi karena di salah satu scene dalam drama kami ada set yang ceritanya tengah naik bajaj jadi guru kesenian kami memberi nama itu. Agak gimana sih awalnya, tapi makin kesini bener juga, bajaj identik dengan keberisikannya dan ga habis ditelan masa, dan itulah kami.
Masuk SMA, kelompok persahabatan gue bernama “Phubby”, ini sedikit berbeda dari persahabatan gue sebelumnya karena isinya perempuan semua! Ya ya ya..... terdiri dari 12 remaja beranjak puber yang heboh n update banget sama perkembangan apapun saat itu. Gue, Finta, Tari, Iphit, Astry, Nita, Evi, Ana, Iichonk, Yuni dan Wulan menemukan nama Phubby saat kami tengah berada di kantin pas jam kosong pelajaran. Gue inget banget kami ke kantin mencari ketenangan untuk menghafal bagian-bagian tulang dalam diri manusia karena di hari itu kami dalam persiapan ujian Biologi. Nama Phubby sendiri di dapat dari pelesetan nama salah satu tulang manusia yang, sorry, gue ga bisa nyebutin nama asli tulang tersebut. Kami berpikir itu tulang letaknya disitu dan memang persis banget sama keseharian kami yang ga pernah lempeng hahaha it means kami selalu punya pikiran, pandangan, dan isi hati yang sama tiap kali memandang pada sesuatu hal yang mencolok yang mampu menarik perhatian mata kami.  Boleh percaya atau engga, feeling kami udah nyatu, searah dan oke punya! Kegiatan rutin kami juga gokil karena pada setiap hari kamis kami selalu ke mall dan menonton film bioskop, setiap minggu men! Dan itu ga pernah kelewat satu minggu pun. Hahaha, Kami penggila hang out (bolang) dan penikmat film sejati.
Di bangku kuliah, gue punya temen-temen yang aduhai sekali bernama “Biboo”. Awalnya kelompok kami hanya beranggotakan Gue, Aini, Kiki, Niko, Aldi, dan Agung yang sama-sama ga betah buru-buru pulang kerumah saat perkuliahan selesai. Jadinya sama mereka gue sering nongkrong dikampus sampe malem. Dan kalau ada jadwal kuliah di hari sabtu, seselesainya kuliah kami nongkrong sampe diusir satpam! Hahaha ini gila banget dan entah kenapa kami mendapatkan feeling disini, karena disetiap ngumpulnya kami saling berbagi cerita, dari  A sampai Z yang bisa kami keluarkan semau mulut kami mampu berucap. Perkumpulan kami murah tapi mewah, ini disebabkan kami emang ga begitu suka nongkrong di mall atau pusat keramaian lainnya, bagi kami parkiran kampus uda the best banget lah. Sampai sekarang hal ini masih sering dijalanin, tapi karena kami berpencar-pencar kelas (sekelas di tingkat satu aja) jadinya hanya pas UTS, UAS dan Ujian Utama-lah kami berkumpul. Kebayang dong gimana rasa kangen yang membuncah dan pada saatnya bertemu semuanya terasa sangat syahdu dan bergelimangan kebahagiaan. Sekarang, gue melanjutkan sisa perkuliahan gue sebagai anak istimewa, bagaikan mukjizat gue masuk ke kelas eksklusif yang isinya anak-anak pinter semua. Awalnya gue shocked karena temen Biboo gue selain agung ga ada yang sekelas, tapi akhirnya gue jadi bisa lebih deket sama Sofy, Syifa, Indri, Sendy, Ipit yang memang temen sekelas juga waktu tingkat satu. Jadinya seiring dengan berjalannya waktu Biboo bertambah personil. Walaupun setiap ngumpul tetep Biboo yang awal-awal aja tapi terkadang ada Biboo tambahan juga kok yang ikutan ngumpul.
Dan itu dia cerita gue tentang sahabat-sahabat gue. Persahabatan gue semuanya setipe: seru, rame, heboh, asyik, gokil, menarik perhatian orang banyak, dan istimewa. Walaupun sekarang uda jarang ketemu dan ngumpul (karena kuliah kami berpencar-pencar) tapi gue masih menjalin komunikasi sama mereka, terutama sama semua sahabat gue di SD, SMP, SMA, dan berusaha semaksimal mungkin saat libur semesteran tiba meluangkan waktu untuk bertemu dengan mereka, dimanapun dan kapanpun menemukan keklopan waktu kosong kami. Bagi gue mereka semua bukan hanya sahabat, mereka bisa jadi adik, kaka, ibu, bapak ataupun guru. Mereka luar biasa, terinspirasi dan termotivasi untuk membuat gue maju dan menjadikan kami sukses bersama di hari mendatang! Tak perlu orang yang sempurna, cukup temukan orang yang membuatmu bahagia dan membuatmu berarti lebih dari siapapun. And it was fucking true, because when I with my best friends and family nothing else matters J

BAB III - KARANGAN


I.                   Definisi Karangan
Karangan merupakan karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Dalam karangan Bahasa Indonesia terdapat tiga golongan karangan, diantaranya adalah karangan ilmiah, semi ilmiah dan non ilmiah. dalam tulisan kali ini akan dibahas mengenai perbedaan serta ciri-ciri dari masing-masing karangan.

II.                Jenis Karangan
1.      Karangan Ilmiah
Karangan ilmiah adalah biasa disebut karya ilmiah, yakni laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.
Karangan Ilmiah menurut Brotowijoyo dalam adalah Karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar.
Karangan Ilmiah dapat juga berarti tulisan yang disadari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian, dalam bidang tertentudengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapatdipertanggung jawabkan kebenarannya atau keilmiahannya (Susilo, M. Eko, 1995:11).
Karangan Ilmiah atau dalam bahasa Inggris (scientific paper) adalah laporan tertulis dan dipublikasi yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.

Ciri-ciri Karangan Ilmiah :
1.      Objektif
Keobjektifan ini tampak pada setiap fakta dan data yang diungkapkan berdasarkan kenyataan yang sebenarnya, tidak dimanipulasi. Juga setiap pernyataan atau simpulan yang disampaikan berdasarkan bukti-bukti yang bisa dipertanggungjawabkan. Dengan demikian, siapa pun dapat mengecek (memvertifikasi) kebenaran dan keabsahannya.
2.      Netral
Kenetralan ini bisa terlihat pada setiap pernyataan atau penilaian bebas dari kepentingan-kepentingan tertentu baik kepentingan pribadi maupun kelompok. Oleh karena itu, pernyataan-pernyataan yang bersifat mengajak, membujuk, atau mempengaruhi pembaca perlu dihindarkan.
3.      Sistematis.
Uraian yang terdapat pada karya ilmiah dikatakan sistematis apabila mengikuti pola pengembangan tertentu, misalnya pola urutan, klasifikasi, kausalitas, dan sebagainya. Dengan cara demkian, pembaca akan bisa mengikutinya dengan mudah alur uraiannya.
4.      Logis.
Kelogisan ini bisa dilihat dari pola nalar yang digunakannya, pola nalar induktif atau deduktif. Kalau bermaksud menyimpulkan suatu fakta atau data digunakan pola induktif; sebaliknya, kalau bermaksud membuktikan suatu teori atau hipotesis digunakan pola deduktif.
5.      Menyajikan Fakta (bukan emosi atau perasaan).
Setiap pernyataan, uraian, atau simpulan dalam karya ilmiah harus faktual, yaitu menyajikan fakta. Oleh karena itu, pernyataan atau ungkapan yang emosional (menggebu-gebu seperti orang berkampanye, perasaan sedih seperti orang berkabung, perasaan senang seperti orang mendapatkan hadiah, dan perasaan marah seperti orang bertengkar) hendaknya dihindarkan.
6.      Tidak Pleonastis
Maksudnya kata-kata yang digunakan tidak berlebihan alias hemat. Kata-katanya jelas atau tidak berbelit-bbelit (langsung tepat menuju sasaran).
7.      Bahasa yang digunakan adalah ragam formal.

Suatu karangan dari hasil penelitian, pengamatan, ataupun peninjauan dikatakan ilmiah jika memenuhi syarat sebagai berikut :
1.      Penulisannya berdasarkan hasil penelitian
2.      Pembahasan masalahnya objektif sesuai dengan fakta
3.      Karangan itu mengandung masalah yang sedang dicari pemecahannya
4.      Baik dalam penyajian maupun dalam pemecahan masalah digunakan metode tertentu
5.      Bahasa yang digunakan hendaklah benar, jelas, ringkas, dan tepat sehingga tidak terbuka kemungkinan bagi pembaca untuk salah tafsir (dihindarkan dari penggunaan bahasa yang maknanya bersifat konotasi atau ambigu).
Melihat persyaratan di atas, seorang penulis karangan ilmiah hendaklah memiliki ketrampilan dan pengetahuan dalam bidang :
1.      masalah yang diteliti
2.      metode penelitian
3.      teknik penulisan karangan ilmiah
4.      penguasaan bahasa yang baik

Bentuk Karangan Ilmiah :
1.      Makalah
Makalah ialah karya tulis ilmiah yang menyajikan masalah atau topik dan dibahas berdasarkan data di lapangan atau kepustakaan; data itu bersifat empiris dan objektif. Jumlah halaman untuk makalan minimal 10 halaman.
Ada dua macam makalah atau kertas kerja :
a.       Makalah riset atau makalah referensi atau makalah perpustakaan
Riset praktis adalah KTI yang ditulis dengan mencari informasi-informasi yang telah terekam dari mana saja, lalu diolah kembali dengan analisis, sintesis dan interpretasi yang baru.
Riset orijinal atau asli adalah KTI yang membangun pengetahuan baru dan menjadi informasi baru bagi setiap orang dengan telah mengadakan riset praktis terlebih dahulu, yang kemudian diikuti dengan pengumpulan data empiris di lapangan. Ada dua macam riset asli menurut pendekatannya, yaitu yang berpendekatan kuantitatif dan kualitatif.
b.      Makalah kritis.
Dalam kajian ilmiah, kritis berarti tindakan untuk membuat keputusan yang dapat memilah-milahkan, menilai, atau membuat interpretasi tentang kejadian atau sebuah karya dalam dunia seni, sastra, filsafat, sosial, sains dan sebagainya. Tidak jarang makalah kritis adalah makalah yang kontroversial karena makalah kritis itu memberi evaluasi atas sebuah karya. Tidak selamanya pencipta karya dan pendukungnya dapat menerima evaluasi yang kurang menyenangkan. Untuk menghindari kontroversi yang tak sehat, penulis perlu jujur secara intelektual; menghindari ungkapan-ungkapan yang emosional; tidak menyampaikan informasi yang hanya benar sebagian, dan menjaga jalan pikiran dengan teratur.
2.      Kertas kerja
Kertas kerja ialah karya tulis ilmiah yang bersifat lebih mendalam daripada makalah dengan menyajikan data di lapangan atau kepustakaan; data itu bersifat empiris dan objektif.   Jumlah halaman untuk kertas kerja minimal 40 halaman.
3.      Skripsi
Skripsi ialah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan pendapat orang lain (karya ilmiah S I). Karya ilmiah ini ditulis untuk meraih gelar sarjana. Langsung (observasi lapangan) skripsi tidak langsung (studi kepustakaan). Jumlah halaman untuk skripsi minimal 60 halaman
4.      Tesis
Tesis ialah karya tulis ilmiah yang mengungkapkan pengetahuan baru dengan melakukan pengujian terhadap suatu hipotesis. Tesis ini sifatnya lebih mendalam daripada skripsi (karya ilmiah S II). Karya ilmiah ini ditulis untuk meraih gelar magister. Jumlah halaman untuk Tesis minimal 80 halaman
5.      Disertasi
Disertasi ialah karya tulis ilmiah yang mengemukakan teori atau dalil baru yang dapat dibuktikan berdasarkan fakta secara empiris dan objektif (karya ilmiah S III). Karya ilmiah ini ditulis untuk meraih gelar doktor. Jumlah halaman untuk Disertasi minimal 250 halaman.
Sumber :

2.      Karangan Semi Ilmiah
Jika dalam karangan ilmiah digunakan bahasa yang khusus dalam di bidang ilmu tertentu, dalam karangan semiilmiah bahasa yang terlalu teknis tersebut sedapat mungkin dihindari. Dengan kata lain, karangan semi ilmiah lebih mengutamakan pemakaian istilah-istilah umum daripada istilah-istilah khusus. Jika diperhatikan dari segi sistematika penulisan, karangan ilmiah menaati kaidah konvensi penulisan dengan kodifikasi secara ketat dan sistematis, sedangkan karangan semi ilmiah agak longgar meskipun tetap sistematis. Dari segi bentuk, karangan ilmiah memiliki pendahuluan (preliminaris) yang tidak selalu terdapat pada karangan semi ilmiah. Yang tergolong karangan semi ilmiah antara lain artikel, feature, kritik, esai, resensi.

Ciri-ciri Karangan Semi Ilmiah :
1.      Ditulis berdasarkan pengalaman pribadi
2.      Fakta yang disimpulkan subyektif
3.      Gaya bahasa formal dan popular
4.      Mementingkan diri penulis
5.      Melebihkan-lebihkan sesuatu
6.      Usulan-usulan bersifat argumentatif
7.      Bersifat persuasif.
Sumber :

3.      Karangan Non Ilmiah
Karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa digunakan (tidak terlalu formal).

Ciri-ciri Karangan Non Ilmiah :
1.      Ditulis berdasarkan fakta pribadi
2.      Fakta yang disimpulkan subyektif
3.      Gaya bahasa konotatif dan populer
4.      Tidak memuat hipotesis
5.      Penyajian dibarengi dengan sejarah
6.      Bersifat imajinatif
7.      Situasi didramatisir
8.      Bersifat persuasif
9.      Tanpa dukungan bukti
Sifat-sifat :
1.      Emotif
Sedikit informasi, kemewahan dan cinta menonjol, melebihkan kebenaran mencari keuntungan, tidak sistematis.
2.      Persuasif
Cukup informatif, penilaian fakta tidak dengan bukti, bujukan untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap dan cara berpikir pembaca.
3.      Deskriptif
Informatif sebagian imaginatif dan subyektif, nampaknya dapat dipercaya, pendapat pribadi.

Macam-macam Karangan Non Ilmiah :
1.      Cerpen.
Suatu bentuk naratif fiktif. Cerita pendek yang cenderung padat dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi yang lebih panjang.
2.      Dongeng.
Merupakan suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan kisah nyata, diakhir cerita biasanya mengandung pesan moral.
3.      Roman.
Sejenis karya sastra dalam bentuk prosa atau ganjaran yang isinya melukisnya perbuatan pelakunya menurut watak dan isi jiwa masing-masing.
4.      Novel.
Sebuah karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif, biasanya dalam bentuk cerita.
5.      Drama.
Suatu bentuk karya sastra yang memiliki bagian untuk diperankan oleh actor.
Sumber :

III.             Kesimpulan
Bahasa dalam karangan ilmiah menggunakan ragam bahasa Indonesia resmi. Berbeda dengan karangan ilmiah, bahasa dalam karangan semi ilmiah dan non ilmiah melonggarkan aturan, seperti menggunakan kata-kata yang bermakna konotasi dan figurative, menggunakan istilah-istilah yang umum atau popular yang dipahami oleh semua kalangan, dan menggunakan kalimat yang kurang efektif seperti pada karya sastra.