Ketahanan
Nasional adalah suatu kondisi dinamis suatu bangsa yang terdiri atas
ketangguhan serta keuletan dan kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional
dalam menghadapi segala macam dan bentuk ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan
baik yang datang dari dalam maupun luar, secara langsung maupun yang tidak
langsung yang mengancam dan membahayakan integritas, identitas, kelangsungan
hidup bangsa dan negara serta perjuangan dalam mewujudkan tujuan perjuangan
nasional.
Untuk
mempertahankan eksistensi dan kelangsungan hidupnya, manusia perlu mengadakan
hubungan-hubungan, yang diantaranya adalah :
1. Hubungan
manusia dengan Tuhannya, yang kemudian melahirkan agama
2. Hubungan
manusia dengan cita-cita yang kemudian melahirkan ideology
3. Hubungan
manusia dengan kekuatan atau kekuasaan yang kemudian melahirkan politik
4. Hubungan
manusia dengan pemenuhan kebutuhan yang kemudian melahirkan ekonomi
5. Hubungan
manusia dengan manusia yang kemudian melahirkan sosial
6. Hubungan
manusia dengan keindahan yang kemudian melahirkan kesenian atau dalam arti
sempit dinamakan budaya
7. Hubungan
manusia dengan pemanfaatan fenomena alam yang kemudian melahirkan ilmu
pengetahuan dan teknologi
8. Hubungan
manusia dengan rasa aman yang kemudian melahirkan pertahanan keamanan
Konsepsi
ketahanan nasional Indonesia menggunakan pendekatan kesejahteraan dan keamanan.
Antara kesejahteraan dan keamanan ini dapat dibedakan tetapi tidak dapat
dipisahkan. Penyelenggaraan kesejahteraan memerlukan tingkat keamanan tertentu,
dan sebaliknya penyelenggaraan keamanan memerlukan tingkat kesejahteraan
tertentu. Tanpa kesejahteraan dan keamanan, sistem kehidupan nasional tidak
akan dapat berlangsung karena pada dasarnya keduanya merupakan nilai intrinsik
yang ada dalam kehidupan nasional. Dalam kehidupan nasional, tingkat
kesejahteraan dan keamanan nasional merupakan tolak ukur ketahanan nasional.
Peran masing-masing gatra dalam astagrata seimbang dan saling mengisi.
Maksudnya antar gatra mempunyai hubungan yang saling terkait dan saling
bergantung secara utuh menyeluruh membentuk tata laku masyarakat dalam
kehidupan nasional.
Beberapa
sifat ketahanan nasional :
1. Mandiri
Percaya pada kemampuan
dan kekuatan sendiri dan tidak mudah menyerah. Sifat ini merupakan prasyarat
untuk menjalin suatu kerjasama. Kerjasama perlu dilandasi oleh sifat
kemandirian, bukan semata-mata tergantung oleh pihak lain.
2. Dinamis
Tidak tetap, naik turun
tergantung situasi dan kondisi bangsa dan negara serta lingkungan strategisnya.
Dinamika ini selalu diorientasikan kemasa depan dan diarahkan pada kondisi yang
lebih baik.
3. Wibawa
Keberhasilan pembinaan
ketahanan nasional yang berlanjut dan berkesinambungan tetap dalam rangka
meningkatkan kekuatan dan kemampuan bangsa. Dengan ini diharapkan agar bangsa
Indonesia mempunyai harga diri dan diperhatikan oleh bangsa lain sesuai dengan
kualitas yang melekat padanya. Atas dasar pemikiran diatas, maka berlaku
logika, semakin tinggi tingkat ketahanan nasional, maka akan semakin tinggi
wibawa negara dan pemerintah sebagai penyelenggara kehidupan nasional.
4. Konsultasi
dan kerjasama
Hal ini dimaksudkan adanya saling
menghargai dengan mengandalkan pada moral dan kepribadian bangsa. Hubungan
kedua belah pihak perlu diselenggarakan secara komunikatif sehingga ada
keterbukaan dalam melihat kondisi masing-masing didalam rangka hubungan ini
diharapkan tidak ada usaha mengutamakan konfrontasi serta tidak ada hasrat
mengandalkan kekuasaan dan kekuatan fisik semata.
Masalah
kependudukan yang mempengaruhi ketahanan nasional :
a. Jumlah
Penduduk
Pertambahan jumlah
penduduk dipengaruhi oleh mortalitas, fertilitas, dan migrasi. Segi negati dari
pertambahan penduduk adalah bila pertambahan ini tidak seimbang dengan tingkat
pertumbuhan ekonomi dan tidak diikuti dengan usaha peningkatan kualitas
penduduk sehingga akan menimbulkan permasalahan sosial seperti pengangguran
yang langsung maupun tidak langsung akan melemahkan ketahanan nasional.
b. Komposisi
penduduk
Merupakan susunan
penduduk berdasarkan pendekatan tertentu, seperti umur, jenis kelamin, agama,
suku bangsa, dsb. Komposisi penduduk dipengaruhi oleh mortalitas, fertilitas,
dan migrasi. Fertilitas berpengaruh besar pada komposisi penduduk berdasarkan
umur. Sebaliknya, pengaruh mortalitas relatif kecil. Masalah yang dihadapi
adalah dengan bertambahnya penduduk golongan muda, tibullah persoalan
penyediaan fasilitas pendidikan, lapangan pekerjaan, dan sebagainya.
c. Persebaran
penduduk
Persebaran yang ideal
harus memenuhi persyaratan kesejahteraan dan keamanan, yaitu persebaran yang
proporsional. Pada kenyatannya, manusia ingin bertempat tinggal di daerah yang
aman dan terjamin kehidupan ekonominya. Karena hal inilah mengapa sampai
terjadi daerah tertentu yang terlampau padat, sedangkan di daerah lainnya
jarang penduduknya, bahkan sama sekali tak berpenduduk.
d. Kualitas
penduduk
Kualitas penduduk dipengaruhi oleh
faktor fisik dan nonfisik. Faktor fisik meliputi kesehatan, gizi, dan
kebugaran. Faktor nonfisik meliputi kualitas mental dan kualitas intelektual.
Kebijakan pemerintah untuk mengatasi masalah kependudukan ini antara lain
melalui pengembangan pusat-pusat pertumbuhan, gerakan keluarga berencana,
penyuluhan transmigrasi, peningkatan kualitas, keterampilan, keceedasan, dan
sikap menatl serta peningkatan kondisi sosial.
Ketahanan
nasional bukan merupakan sejumlah ketahanan segenap gatranya, melainkan satu
resultan keterkaitan yang integratif dari kondisi-kondisi dinamis kehidupan
bangsa di bidang ideologi, politik, ekonomi, sosialbudaya dan pertahanan
keamanan.
*Sumber: