BAB
I
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang Masalah
Pengaruh individu kerap memainkan peranan penting
dalam pengambilan keputusan konsumen, khususnya bila ada tingkat keterlibatan
yang tinggi dan resiko yang dirasakan dan produk atau jasa memiliki visibilitas
produk. Ini diekspresikan baik melalui kelompok acuan maupun melalui komunikasi
lisan.
Kelompok acuan adalah jenis apa saja dari agregasi
sosial yang dapat mempengaruhi sikap dan perilaku, termasuk kelompok primer
(bersemuka), kelompok sekunder dan kelompok aspirasional. Pengaruh terjadi
dengan tiga cara : (1) utilitiaian (tekanan untuk menyesuaikan diri dengan
norma kelompok dalam berfikir dan berperilaku); (2) nilai-ekspresif
(mencerminkan keinginan dan asosiasi psikologis dan kesediaan untuk menerima
nilai dari orang lain tanpa tekanan); dan (3) informasional (kepercayaan
dan perilaku orang lain diterima sebagai bukti mengenai realitas). Bila ada
motivasi untuk mematuhi norma kelompok, kita perlu menjadikan hal ini ciri dari
daya tarik pemasaran.
Pengaruh individu juga diekspresikan melalui apa yang
secara tradisional diacu sebagai “kepemimpinan opini”. Artinya adalah orang
yang dapat dipercaya, yang diacu sebagai “pemberi pengaruh” (influential),
diterima sebagai sumber informasi mengenai pembelian dan pemakaian. Biasanya
pemberi pengaruh dan pencari serupa dalam karakteristik, dan keduanya
dipengaruhi oleh media masa. Semakin besar kredibilitas di pemberi pengaruh,
semakin besar dampaknya pada orang lain.
Pemasar dapat memanfaatkan pengaruh individu dengan
memonitor komunikasi lisan dan berusaha mengendalikannya bila komunikasi itu
bersifat negative. Strategi lain mencakupi menciptakan pemberi pengaruh yang
baru, menstimulasi pencarian informasi melalui sumber ini, mengandalkan
sepenuhnya pada pengaruh antarpribadi untuk mempromosikan produk, dan memerangi
komunikasi lisan yang negatif.
1.2. Rumusan
Masalah
Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah di atas,
masalah dalam perumusan ini dirumuskan sebagai berikut :
1) Pengaruh
kelompok referensi
2) Pengaruh
kata-kata
1.3. Tujuan
Pembahasan
Tujuan dari penulisan
ini adalah untuk :
1)
Menjelaskan pengertian kelompok
referensi
2)
Menjelaskan berbagai tipe kelompok
referensi
3)
Memahami cara kelompok referensi
mempengaruhi pilihan konsumen dan mengevaluasinya
4)
Memahami dan menjelaskan berbagai model
proses pengaruh individu dan membedakannya
5)
Memahami dan menjelaskan dampak komunikasi
dengan kata dan percakapan terhadap perilaku konsumen
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1. Pengaruh Kelompok Referensi
Kelompok referensi dalam perilaku pembelian konsumen
dapat diartikan sebagai kelompok yang yang dapat memberikan pengaruh secara
langsung atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang tersebut.
Kelompok ini biasanya disebut dengan kelompok keanggotaan, yaitu sebuah
kelompok yang dapat memberikan pengaruh secara langsung terhadap seseorang.
Adapun anggota kelompok ini biasanya merupakan anggota dari kelompok primer seperti keluarga, teman, tetangga dan
rekan kerja yang berinteraksi dengan secara langsung dan terus menerus dalam
keadaan yang informal. Tidak hanya kelompok primer, kelompok sekunder yang
biasanya terdiri dari kelompok keagamaan, profesi dan asosiasi perdagangan juga
dapat disebut sebagai kelompok keanggotaan.
Kelompok referensi disebut juga sebagai kelompok acuan.
Kelompok referensi merupakan sekelompok orang yang secara nyata mempengaruhi
perilaku seorang secara langsung atau tidak langsung. Kelompok referensi ini
berguna sebagai referensi seseorang dalam pengambilan keputusan dan sebagai
dasar pembandingan bagi seseorang dalam membentuk nilai dan sikap umum/khusus
atau pedoman khusus bagi perilaku.
Kecenderungan orang untuk menjadi bagian dari kelompok
acuan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah keakraban, ekspos
terhadap seseorang (Mere Exposure), dan kepaduan kelompok.
Jenis–jenis kelompok referensi berdasarkan
pengelompokannya, yaitu:
1. Menurut
intensitas interaksi dan kedekatannya:
a.
Kelompok primer
b.
Kelompok sekunder
2. Menurut
legalitas keberadaan:
a.
Kelompok formal
b.
Kelompok informal
3. Menurut
status keanggotaan dan pengaruh:
a.
Kelompok aspirasi
b.
Kelompok disosiasi
c.
Primary/secondary
d.
Membership
2.2. Pengaruh Kata-kata
Perilaku konsumsi kita adalah fungsi dari siapa kita
sebagai individu. Pikiran, perasaan, sikap, dan pola perilaku menentukan apa
yang kita beli, ketika kita membelinya, dan bagaimana kita menggunakannya.
Konsumen motivasi. Tugas pemasar adalah untuk mencari tahu apa kebutuhan dan
keinginan konsumen memiliki, dan apa yang memotivasi konsumen untuk membeli.
Motivasi adalah drive yang memulai semua perilaku konsumsi kita, dan konsumen
memiliki motif ganda, atau tujuan. Beberapa ini adalah terbuka, seperti haus
fisiologis yang memotivasi konsumen untuk membeli minuman ringan atau kebutuhan
untuk membeli setelan jas baru untuk wawancara. Motif lain yang lebih jelas,
seperti kebutuhan siswa untuk tote sebuah bookbag Kate Spade atau memakai Doc
Martens untuk memperoleh persetujuan sosial. Kebanyakan kegiatan konsumsi
adalah hasil dari beberapa motif yang beroperasi pada waktu yang sama. Para
peneliti yang dilatih khusus dalam mengungkap motif sering menggunakan teknik
penelitian kualitatif di mana konsumen didorong untuk mengungkapkan pikiran
mereka (kognisi) dan perasaan (mempengaruhi) melalui dialog menyelidik.
Fokus kelompok dan wawancara mendalam memberikan konsumen
kesempatan untuk mendiskusikan produk dan mengungkapkan pendapat tentang
kegiatan konsumsi. Moderator terlatih atau pewawancara sering mampu memasuki
motif prasadar yang mungkin tidak terdeteksi.
Nilai adalah tujuan hidup masyarakat luas yang
melambangkan mode disukai berperilaku (misalnya, independen, penuh kasih,
jujur) atau akhir negara yang disukai (misalnya, rasa keberhasilan, cinta dan kasih
sayang, pengakuan sosial). Konsumen membeli produk yang akan membantu mereka
mencapai nilai yang diinginkan, mereka melihat atribut produk sebagai alat
untuk mencapai tujuan. Memahami perspektif berarti dapat membantu posisi yang
lebih baik pemasar produk dan membuat lebih efektif dan kampanye iklan promosi.
Konsumen memproses informasi ini membantu konsumen Pendekatan pemrosesan
informasi dalam memahami perilaku konsumtif dengan berfokus pada urutan
aktivitas mental yang digunakan orang dalam menafsirkan dan mengintegrasikan
lingkungan mereka.
BAB
III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Setiap Individu adalah pribadi yang unik. Manusia pada
hakekatnya adalah kertas kosong yang di bentuk oleh lingkungan mereka. Perilaku
manusia merupakan fungsi dari interaksi antara person atau individu dengan
lingkungannya. Mereka berperilaku berbeda satu sama lain karena ditentukan oleh
masing – masing lingkungan yang memang berbeda.
Secara biografis individu memiliki karakteristik yang
jelas bisa terbaca, seperti usia, jenis kelamin, status perkawinan, yang semua
itu memiliki hubungan signifikan dengan produktivitas atau kinerja dalam suatu
organisasi dan merupakan isu penting dalam dekade mendatang. Dari kajian
beberapa bukti riset, memunculkan kesimpulan bahwa usia tampaknya tidak
memiliki hubungan dengan produktivitas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar