BAB
I
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang Masalah
Saat ini keberadaan keluarga dan rumah tangga sangat
mempengaruhi pola dan perilaku konsumen seseorang. Hal ini didasarkan pada gaya
hidup keluarga maupun rumah tangga tersebut. Semakin tinggi derajat dari
keluarga tersebut, maka makin tinggi pula tingkat perilaku konsumen mereka.
Sebagai contoh, jika dalam suatu keluarga dan rumah tangga merasa memerlukan
atau membutuhkan mobil ataupun motor untuk keperluan transportasi , serta
memerlukan fasilitas-fasilitas elektronik maupun furniture, dan mereka memiliki
kemampuan untuk membeli kebutuhan tersebut maka mereka akan membelinya.
Dan sebaliknya, jika keluarga dan rumah
tangga memiliki berbagai kebutuhan, tetapi tidak diimbangi oleh kemampuan untuk
membelinya, maka mereka akan memilih atau memprioritaskan kebutuhan mereka yang
lebih penting. Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling
penting dalam masyarakat, dan telah diteliti secara eksensif. Para pemasar
tertarik dengan peran dan pengaruh relatif dari suami istri, dan anak-anak
dalam pembelian berbagai macam produk dan jasa. Peran dan pengaruh ini akan
sangat bervariasi di negara-negara dan kelas-kelas sosial yang berbeda.
Keluarga memiliki pendapatan rata-rata yang lebih tinggi
dibandingkan dengan rumah tangga karena jumlah yang lebih banyak dari individu
yang bekerja di dalam keluarga. Untuk keluarga maupun rumah tangga, keempat
variabel structural yang paling memberi dampak pada keputusan pembelian dan
yang demikian paling menarik bagi pemasar adalah usia kepala rumah tangga atau
keluarga, ststus perkawinan, kehadiran anak, dan status pekerjaan.
Keluarga adalah sama dengan perusahaan; keluarga adalah
organisasi yang terbentuk untuk mencapai fungsi tertentu yanmg lebih efektif
dibandingkan individu yang hidup sendiri. Fungsi yang paling jelas bahwa dua
oramg dapat mencapai lebih baik daripada satu orang adalah mempunyai anak.
Walaupun analisis konsumen mungkin tidak mempunyai opini mengenai apakah keluarga
harus mempunyai anak atau tidak. Konsekuensi ekonomi dengan hadirnya anak
menciptakan struktur permintaan akan pakaian, makana, perbot, rumah, perawatan
kesehatan, pendidikan dan produk.lain. anak di dalam keluarga dapat menyebabkan
menurunnya permintaan akan produk lain, seperti perjalanan, restoran, pakaian
orang dewasa, dan banyak barang yang bebas
1.2. Rumusan
Masalah
Berdasarkan
identifikasi dan batasan masalah di atas, masalah dalam perumusan ini
dirumuskan sebagai berikut :
1)
Keluarga dan studi tentang perilaku
konsumen
2)
Penentu keputusan pembelian pada suatu
keluarga
3)
Family life cycle (FLC)
4)
Perubahan struktur keluarga dan rumah
tangga
5)
Metode riset untuk mengetahui pengambilan
keputusan oleh keluarga
1.3. Tujuan
Pembahasan
Tujuan dari penulisan
ini adalah untuk :
1)
Membedakan antara pengertian keluarga
dengan pengertian rumah tangga
2)
Menjelaskan variabel yang berpengaruh
dalam pembelian oleh keluarga
3)
Menjelaskan variabel sosial yang
mempengaruhi keluarga
4)
Menjelaskan aturan berperilaku
5)
Menjelaskan pengaruh aturan individu
terhadap pembelian keluarga
6)
Menjelaskasn siapa penentu keputusan
pembelian dalam keluarga
7)
Membedakan antara traditional FLC dengan
modified FLC
8)
Memahami dan menjelaskan perubahan
struktur kekeluargaan dan struktur rumah tangga, serta pengaruhnya terhadap
pemasaran
9)
Memahami dan menjelaskan metodologi
riset keputusan pembelian keluarga
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1. Keluarga Dan Studi Tentang Perilaku
Konsumen
Studi tentang keluarga dan hubungan mereka dengan
pembelian dan konsumsi adalah penting, tetapi kerap diabaikan dalam analisis
perilaku konsumen. Pentingnya keluarga timbul karena dua alasan :
a. Banyak
produk yang dibeli oleh konsumen ganda yang bertindak sebagai unit keluarga.
Rumah adalah contoh produk yang dibeli oleh kedua pasangan, mungkin dengan
melibatkan anak, kakek-nenek, atau anggota lain dari keluarga besar. Mobil
biasanya dibeli oleh keluarga, dengan kedua pasangan dan kerap anak remaja
mereka terlibat dalam berbagai tahap keputusan. Bentuk favorit dari kegiatan
waktu senggang bagi banyak keluarga adalah berkunjung ke pusat perbelanjaan
setempat. Kunjungan tersebut kerap melibatkan banyak anggota keluarga yang
membeli berbagai barang rumah tangga, busana, dan bahan makanan.
b. Ketika
pembelian dibuat oleh individu, keputusan pembelian individu bersangkutan
mungkin sangat dipengaruhi oleh anggota lain.dalam keluarganya. Orang yang
bertanggung jawab untuk pembelian dan persiapan makanan keluarga mungkin
bertindak sebagai individu di pasar swalayan, tetapi dipengaruhi oleh preferensi
dan kekuasaan anggota lain dalam keluarga. Konsumen tersebut mungkin menyukai
makanan dan kegiatan waktu senggang yang sama, dan mengemudikan merek mobil
yang sama dengan anggota yang lain dalam keluarga. Pengaruh keluarga dalam
keputusan konsumen tersebut benar-benar meresap.
2.2. Penentu Keputusan Pembelian Pada Suatu
Keluarga
Keputusan konsumsi keluarga melibatkan setidaknya lima
peranan yang dapat didefinisikan. Peranan-peranan ini mungkin dipegang oleh
suami, istri, anak, atau anggota lain dalam rumah tangga. Peranan ganda atau
aktor ganda adalah normal.
1. Penjaga
pintu (gatekeeper)
Inisiator
pemikiran keluarga mengenai pembelian produk dan pengumpulan informasi untuk
membantu pengambilan keputusan
2. Pemberi
pengaruh (influencer)
Individu
yang opininya dicari sehubungan dengan kriteria yang harus digunakan oleh
keluarga dalam pembelian dan produk atau merek mana yang paling mungkin cocok
dengan kriteria evaluasi itu
3. Pengambil
keputusan (decider)
Orang
dengan wewenang atau kekuasaan keuangan untuk memilih bagaimana uang keluarga
akan dibelanjakan dan produk atau merek apa yang yang akan dipilih.
4. Pembeli
(buyer)
Orang
yang bertindak sebagai agen pembelian yang mengunjungi toko, menghubungi
penyuplai, menulis cek, membawa produk kerumah, dan seterusnya.
5. Pemakai
(user)
Orang
yang menggunakan produk.
Peranan memberi pengaruh mungkin dipegang oleh orang yang
paling ahli. Sebagai contoh, orangtua mungkin menjadi pengambil keputusan
mengenai mobil mana yang mereka akan beli, tetapi remaja kerp memainkan peranan
utama sebagai penjaga pintu informasi dan sebagai pemberi pengaruh karena
pengetahuan yang lebih banyak mengenai unjuk kerja, cirri produk, atau norma
social.
2.3. Family Life Cycle (FLC)
Family life cycle dapat diartikan sebagai gambaran
rangkaian tahapan yang akan terjadi atau diprediksi yang dialami kebanyakan
keluarga. FLC terdiri dari variabel yang dibuat secara sistematis menggabungkan
variable demografik yaitu status pernikahan, ukuran keluarga, umur anggota
keluarga, dan status pekerjaan kepala keluarga.
FLC tradisional yaitu pergerakan tahap yang sebagian
besar keluarga lewati, dimulai dari belum menikah (bujangan), menikah,
pertumbuhan keluarga, penyusutan keluarga, dan diakhiri dengan putusnya unit
dasar. Tahapan dari FLC model adalah:
1. Stage
I
Bachelor
= pemuda/i single dewasa yang hidup berpisah dengan orang tua.
2. Stage
II
Honeymooners
= pasangan muda yang baru menikah.
3. Stage
III
Parenthood
= pasangan yang sudah menikah setidaknya ada satu anak yang tinggal hidup
bersama.
4. Stage IV
Postparenthood
= sebuah pasangan menikah yang sudah tua dimana tidak ada anak yang tinggal
hidup bersama.
5. Stage
V
Dissolution
= salah satu pasangan sudah meninggal.
FLC Non-traditional, yaitu:
1. Family
household
a.
Childless couples pasangan yang memilih
untuk tidak memiliki anak dikarenakan oleh pasangan tersebut lebih memilih pada
pekerjaan.
b.
Pasangan yang menikah diumur diatas 30
tahun – menikah terlalu lama dikarenakan karir dimana memutuskan untuk memiliki
sedikit anak atau justru malah tidak memiliki anak.
c.
Pasangan yang memiliki anak di usia yang
terlalu dewasa (diatas 30 tahun).
d.
Single parent I – single parent yang
terjadi karena perceraian.
e.
Single parent II – pria dan wanita muda
yang mempunyai satu atau lebih anak diluar pernikahan.
f.
Single parent III – seseorang yang
mengadopsi satu atau lebih anak.
g.
Extended family – seseorang yang kembali
tinggal dengan orang tuanya untuk menghindari biaya yang dikeluarkan sendiri
sambil menjalankan karirnya. Misalnya anak, atau cucu yang cerai kemudian
kembali ke rumah orang tuanya.
2. Non
family household
a.
Pasangan tidak menikah
b.
Perceraian tanpa anak
c.
Single person – orang yang menunda
pernikahan atau bahkan memutuskan untk tidak menikah
d.
Janda atau duda
2.4. Perubahan Struktur Keluarga Dan Rumah
Tangga
Industrialisasi telah membawa pengaruh signifikan dalam
perubahan struktur keluarga di Indonesia. Sebelum berkembangnya industrialisasi
di Indonesia struktur keluarga terdiri dari keluarga besar yaitu keluarga yang
terdiri dari kakek, nenek, anak, suami dan cucu-cucunya atau bisa disebut
dengan keluarga dengan beberapa generasi dalam satu atap. Setelah
industrialisasi berkembang di Indonesia menyebabkan orang-orang desa pindah ke
kota dengan alasan meningkatkan ekonomi keluarga sehingga lambat laun keluarga
besar pun semakin menipis hingga akhirnya terbentuk keluarga kecil. Keluarga
kecil ini pun salah satunya terbentuk akibat adanya program keluarga berencana
yang diciptakan pemerintah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat agar
menjadi keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. Dan saat ini muncul pula
fenomena struktur keluarga kecil dengan tipe single perent yang terjadi akibat
moral masyarakat yang lemah.
2.5. Metode Riset Untuk Mengetahui Pengambilan
Keputusan Oleh Keluarga
Studi mengenai struktur peran kerap memandang pembelian
sebagai tindakan ketimbang proses dan mendasarkan temuan pada pernyataan
seperti “siapa biasanya yang menambil keputusan pembelian?” atau “siapa yang
mengambil keputusan ?”. Namun, bukti tersebut menunjukkan bahwa peranan dan
pengaruh anggota keluarga bervariasi menurut tahap di dalam proses keputusan.
Sebuah contoh dari metodologi proses diberikan oleh
Wilkes, yang merasa bahwa pernyataan berikut ini berguna untuk mengukur
pengaruh keluarga :
1. Siapa
yang bertanggung jawab untuk pengenalan awal?
2. Siapa
yang bertanggung jawab untuk memperoleh informasi mengenai alternative
pembelian?
3. Siapa
yang mengambil keputusan akhir mengenai alternative man yang harus dibeli?
4. Siapa
yang membuat pembelian actual terhadap produk?
Hasil yang lebih baik diperoleh dengan menggunakan
metodologi ini dibandingkan dengan ukuran yang lebih global. Suami dan istri
lebih mungkin menganut persepsi yang sama mengenia pengaruh relative mereka
untuk fase tertentu daripada bila pengajuan pertnyaan gagal menanyakan tentang
tahap-tahap keputusan.
BAB
III
KESIMPULAN
3.1. Kesimpulan
Rumah tangga (a household) terdiri dari anggota yang
terkait dengan keluarga (family) dan semua orang-orang yang tidak terkait yang
berada dalam suatu unit tempat tinggal (baik itu rumah, apartemen, kelompok
kamar-kamar, dan lain-lain).
Keluarga memiliki struktur sendiri, seperti juga yang
terjadi pada masyarakat, dimana setiap anggota memainkan perannya
masing-masing. Bagi pemasar adalah penting untuk membedakan peran setiap
anggota keluarga dalam tujuan untuk mengoptimalkan strategi pemasaran. Asumsi
yang dibuat mengenai peran-peran pembelian harus dicek melalui riset konsumen
sehingga pemasar dapat membuat bauran pemasaran yang tepat ditujukan terhadap
individu yang tepat. Konsep siklus hidup keluarga atau rumah tangga telah
terbukti sangat bermanfaat bagi pemasar, khususnya untuk aktivitas dari
keluarga-keluarga seiring dengan berjalannya waktu. Dengan adanya konsep siklus
hidup, pemasar mampu mengapresiasi kebutuhan keluarga, pembelian produk, dan
sumber daya keuangan bervariasi sepanjang waktu. Siklus hidup keluarga modern
didasarkan pada usia (dari individu wanita dalam rumah tangga, jika tepat),
yang ditelusuri dalam kelompok-kelompok usia muda (young), usia menengah
(middle aged). Dan kelompok usia lebih tua (elderly). Usia yang beragam ini
dipengaruhi oleh dua bentuk peristiwa penting, yaitu (1) pernikahan dan
pemisahan (baik karena perceraian atau kematian), dan (2) hadirnya anak pertama
dan anak paling akhir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar