BAB
I
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang Masalah
Pengaruh
Situasi dapat dipandang sebagai pengaruh yang timbul dari faktor yang khusus
untuk waktu dan tempat yang spesifik yang lepas dari karakteristik konsumen dan
karakteristik obyek. Situasi konsumen adalah faktor lingkungan sementara yang
menyebabkan suatu situasi dimana perilaku konsumen muncul pada waktu tertentu
dan tempat tertentu.
Pengaruh
situasi didefinisikan sebagai semua faktor yang dapat member keterangan tempat
dan waktu yang tidak berasal dari pengetahuan seseorang (dari dalam diri) dan
rangsangan (pilihan alternative) atribut yang dapat diperagakan dan memberikan
pengaruh secara sistematis terhadap perilaku saat ini.
Situasi
adalah paket dari faktor luar diri konsumen yang digerakkan dari atribut yang
relatif permanen atau stabil sebaik reaksi konsumen terhadap objek respons
primer. Konsumen tidak merespons terhadap rangsangan seperti produk dan iklan
yang disajikan oleh pemasar dalam isolasi. Sebaiknya, konsumen merespons kepada
rangsangan pemasar secara simultan. Untuk memahami konsumen, kita harus
mengetahui tentang konsumen, tentang objek seperti produk yang direspons
konsumen dan situasi di mana respons ini terjadi [Hawkins (2001:478)]
1.2. Rumusan
Masalah
Berdasarkan
identifikasi dan batasan masalah di atas, masalah dalam perumusan ini
dirumuskan sebagai berikut :
1)
Tipe-tipe situasi konsumen
2)
Interaksi individu dengan situasi
3)
Pengaruh situasi tak terduga
1.3. Tujuan
Pembahasan
Tujuan dari penulisan
ini adalah untuk :
1) Menjelaskan
dan membedakan berbagai tipe situasi konsumen dan karakteristik masing-masing
2) Menjelaskan
keterkaitan antara individu dengan situasi
3) Menjelaskan
pengaruh situasi tak terduga terhadap perilaku konsumen
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1. Tipe-Tipe Situasi Konsumen
Suatu jenis
situasi konsumen yang sangat penting yaitu situasi konsumen pemakaian. Situasi
sebenarnya dapat dipisahkan ke dalam tiga jenis utama :
1. Situasi
Komunikasi
Situasi komunikasi dapat
didefinisikan sebagai latar di mana konsumen dihadapkan kepada komunikasi
pribadi atau nonpribadi. Komunikasi
pribadi akan mencakupi percakapan yang mungkin diadakan oleh konsumen dengan
orang lain, seperti wiraniaga atau sesame konsumen. Komunikasi nonpribadi akan
melibatkan spektrum luas stimulus, seperti iklan dan program serta publikasi
yang berorientasi konsumen (misalnya, Laporan Keuangan).
Pengaruh situasi mungkin pula timbul
dari program tertentu di masa suatu iklan muncul. Sesungguhnya, beberapa studi
telah melaporkan efek seperti ini. Di dalam satu penelitian, keadaan suasana
hati penonton sementara menyaksikan iklan di pengaruhi oleh acara di
sekelilingnya. Acara yang menyenangkan menyebabkan suasana hati yang lebih menyenangkan
selama pemaparan iklan dibandingkan dengan acara yang menimbulkan rasa sedih.,
keadaan suasana hati yang lebih menguntungkan ini menyebabkan subyek mempunyai
pikiran yang lebih positif sementara mengolah iklan, dan juga ingatan yang
lebih baik akan informasi dalam iklan bersangkutan. Namun, dampak acara TV
mungkin bergantung kepada jenis iklannya. Studi terbatu melaporkan bahwa acara
yang menyenangkan menghasilkan ingatan yang lebih besar daripada acara yang
membuat sedih untuk iklan yang menyenangkan, sementara acara tersebut tidak
mempunyai efek yang berarti pada ingatan untuk iklan yang menyedihkan.
Begitu pula, minat atau keterlibatan
konsumen dengan suatu acara mungkin menentukan sebagian keefektifitan iklan.
Ingatan akan merek yang diiklankan dan teks iklan lebih rendah untuk iklan yang
diperhatikan selama suatu acara yang lebih melibatkan dibandingkan acara yang
kurang melibatkan penonton. Selain itu, sikap terhadap iklan kerap lebih
menguntungkan bila pemaparan iklan terjadi selama acara yang kurang melibatkan
penonton.
Para pelaksana sangat sadar akan
pengaruh potensial yang mungkin ditimbulkan oleh suatu program keefektifan
iklan mereka. Cola-cola, musalnya menghindari dari pemutaran iklan selama cara
berita TV kerena akan ada beberapa berita untuk buruk di dalamnya dan Coke
adalah produk yang menyenangkan dan ringan. Perhatian serupa menyebabkan
Chrysler menarik iklannya dari mini seri ABC “Amerika” yang merupakan topik
dari konsumen dalam fokus.
2. Situasi
Pembelian
Situasi pembelian mengacu pada latar
di mana konsumen memperoleh produk dan jasa. Pengaruh situasi sangat lazim
selama pembelian. Sebagai contoh yang sederhana, pertimbangan perubahan hebat
dalam kepekaan konsumen akan harga di dalam situasi pembelian. Penjualan
makanan akan merasa sangat sulit untuk membebankan harga yang harus dibayar
konsumen untuk soda dan jajanan di
bioskop atau stadion baseball/stadion bola.
Pengaruh situasi dapat mewujudkan
diri dalam bermacam cara selama pembelian, beberapa bentuk utama dideskripsikan
berikut ini :
a.
Lingkungan Informasi
Lingkungan Informasi mengacu pada
keseluruhan jajaran data yang berkaitan dengan produk yang tersedia bagi
konsumen. Sifat Lingkungan Informasi akan menjadi determinan penting dari
perilaku pasar kerika konsumen terlibat di dalam semacam bentuk pengambilan
keputusan nonkebiasaan. Sebagian dari karakteristik lingkungan yang utama
mencakupi :
1)
Ketersediaan Informasi
2)
Beban Informasi
3)
Format Informasi
4)
Bentuk Informasi
b.
Lingkungan Eceran
Sifat fisik dari lingkungan eceran, kerap diacu
sebagai store atmospheries, sangat menarik bagi para pemasar karena dua alasan
mendasar. Pertama, berbeda dengan banyak pengaruh situasi yang berada di luar
kendali pemasar, mereka mempunyai kemampuan untuk menciptakan lingkungan
eceran. Kedua, pengaruh ini dibidikkan kepada konsumen dapat di tempat yang
benar di dalam toko.
Dari prespektif pemasar, atmospherics
suatu toko dapat mempunyai sejumlah efek yang diharapkan pada konsumen.
Pertama, atmospherics dapat membantu membentuk arah maupun dari durasi
perhatian konsumen, sehingga meningkatkan kemungkinan pembelian untuk produk
yang mungkin saja terabaikan. Kedua, lingkungan eceran dapat mengekspresikan
berbagai aspek mengenai toko kepada konsumen, seperti khalayak yang dimaksudkan
dan penempatan (misalnya, toko busana berharap untuk menarik pelanggan skala
atas dengan citra mode). Akhirnya, latar toko dapat pula mendatangkan reaksi
emosi tertentu dari konsumen (misalnya, kesenangan dan kegairahan). Penelitian
mengemukakan bahwa perasaan ini dapat mempengaruhi jumlah waktu dan uang yang
dihabiskan sewaktu berbelanja.
Lingkungan eceran terdiri dari beberapa
macam elemen diantaranya :
1)
Musik
2)
Tata Ruang dan Lokasi di Dalam Toko
3)
Warna
4)
Bahan POP (Point-Of-Purchase)
5)
Wiraniaga
6)
Kesesakan
7)
Pengaruh Waktu
3. Situasi
Pemakaian
Situasi pemakai (Usage Situaition),
yang mengacu pada latar di mana konsumsi terjadi. Dalam banyak kejadian,
situasi pembelian dan pemakaian sebenarnya sama (misalnya, konsumen yang
memakan hidangan mereka di restoran fast-food). Tetapi, konsumen produk kerap
di dalam latar yang sangat jauh, baik secara fisik maupun temporal, dari latar
di mana produk diperoleh.
Lingkungan sosial yang mencirikan
situasi pemakaian dapat mempunyai pengaruh penting pada perilaku konsumen. Di
dalam lingkungan dewasa ini yang semakin antirokok, kehadiran orang yang bukan
perokok kerap akan berfungsi sebagai rintangan bagi perokok yang ingin
menyalakan rokoknya. Penjualan bir khususnya peka terhadap apakah konsumsi
terjadi di dalam latar umum versus pribadi. Antara 80 dan 90 persen penjualan
bir impor adalah “di dalam gedung” (misalnya, di dalam bar dan restoran) di
mana orang lain dapat melihat jenis biar yang diminum. Sebagai kontras, 70
persen dari penjualan merek domestik dihasilkan oleh konsumsi di dalam rumah.
Waktu dimana pemakaian terjadi
mungkin pula mempengaruhi perilaku konsumen. Sebagai contoh, konsumsi makanan
sangat bergantung pada waktu dalam satu hari. Kita jarang memakan spageti untuk
sarapan atau serealia untuk makan malam. Sebagai contoh memperlihatkan
preferensi mahasiswa atau masyarakat intuk berbagai buah bergantung pada waktu
dalam satu hari dan konteks di mana konsumsi terjadi. Contoh : buah pesik
adalah buah yang paling disukai untuk sarapan atau jajanan pada siang hari,
tetapi digantikan dengan arbie untuk pencuci mulut pada waktu makan malam.
2.2. Interaksi Individu Dengan Situasi
Sacara implisit mengasumsikan bahwa semua konsumen
berespons dengan cara yang sama terhadap situasi tertentu. Namun, kenyataannya
tidak harus demikian. Walaupun sebagaian konsumen mungkin sangat dipengaruhi
oleh variasi situasi, yang lain mungkin sering terbukti agar tidak peka.
Ide
bahwa konsumen tidak homogeny dalam respons mereka trehadap faktor situasi
memiliki implikasi penting untuk pemangsaan pasar. Karena kosumen yang berbeda
mungkin mencari manfaat produk yang berbeda, yang dapat berubah melintasi
situasi pemakaian yang berbeda, diskon berargumen bahwa pemasar mungkin kerap
perlu menggunakan pemangsaan orang-situasi. Ini adalah manfaat yang seharusnya
disampaikan oleh produk dalam membujuk pangsa pasar orang-situasi yang
spesifik. Selain itu, beberapa pangsa orang-situasi mencari manfaat yang unik
(misalnya, lation musim dingin dengan wangi-wangian untuk pemain ski wanita).
Pabrik suntan yang tertarik untuk menargetkan wanita dewasa berkulit hitam yang
menggunakan produk tersebut sewaktu bermain ski, misalnya, harus menyertakan
bahan yang akan memberikan perlindungan khusus sinar matahari dan cuaca,
formula antibeku, dan wangi-wangian parfum musim dingin yang menarik bagi
wanita.
Gaya hidup pembelian juga mempunyai pengaruh yang nyata
terhadap keputusan pembelian konsumen atas sesuatu. Konsumen dengan gaya hidup
believer ternyata juga mengikuti mode-mode pakaian khususnya misalnya celana jeans
sehingga gaya hidup mereka berpengaruh terhadap keputusan pembelian yang
dilakukan. Situasi pembelian dan gaya hidup terhadap mode bagi konsumen dengan
gaya hidup believer ternyata cukup tinggi mampu mempengaruhi keputusan
pembelian konsumen dengan pengaruhnya sebesar 68%.
2.3. Pengaruh Situasi Tak Terduga
Situasi tidak terduga dapat menjadi pemicu seseorang
untuk membeli suatu barang. Misalnya mahasiswi yang akan mengikuti ujian dan
lupa membawa bolpoin dan pensil, maka secara otomatis dia akan membeli dulu
bolpoin dan pensil sebelum mengikuti ujian tersebut.
Pemasar kadang bertanya kepada konsumen tearget mengenai
maksud pembelian mereka untuk meramalkan permintaan produk pada masa datang.
Walaupun maksud pembelian dapat bersifat prediktif mengenai perilaku masa dating,
satu ancaman besar terhadap daya persfektif mereka adalah gangguan yang
disebabkan oleh pengaruh situasi yang tak terduga.
Sebagai contoh, Seorang konsumen mungkin sepenuhnya
mengantisipasikan pembelian merek kripik kentang tertentu selama kunjungan yang
berikutnya ke toko makanan. Namun, maksud pembelian ini mungkin tidak terpenuhi
bila produk tersebut habis atau bila ada merek lain dengan kualitassama dijual
disana. Sebaliknya, seorang konsumen mungkin tidak berminat untuk membeli
berikunya mungkin terjadi karena semacam kejadian yang tidak diantisipasikan (misalnya,
orang yang bukan peminum kopi membeli kopi untuk orang tuanya yang suka minum
kopi).
Contoh tentang adanya pengaruh situasi dalam perilaku
konsumen adalah sebagai berikut:
1. Seorang
konsumen yang sedang berada disupermarket melihat barang yang ia butuhkan atau
teringat akan barang yang telah habis untuk kosan atau rumahnya, maka ia
membeli barang tersebut tidak sengaja atau karena teringat bukan karena adanya
rencana pembelian
2. Seorang
konsumen sedang berada di Bandara, karena ia haus dan tidak membawa air minum
maka ia membeli minum meskipun harganya jauh lebih mahal dibandingkan ketika ia
beli diluar sana, dari pada kehausan ia akhirnya memutuskan untuk membeli air
minum tersebut dengan harga yang mahal, ia dapat saja membeli diluar sana
dengan harga yang lebih murah, tetapi demi menghemat tenaga dan waktu ia
membeli air minum di bandara tersebut.
3. Jika
seseorang muslim sedang berada diluar negeri atau sedang dalam tour atau wisata
beberapa hari, ia tidak tahu dan tidak mengenal makanan yang berada diluar
negeri yang ia berada, karena takut adanya kandungan zat yang berbahaya dan
diharamkan dalam islam, ia terpaksa untuk membeli mie instan Indonesia yang
dijual disana karena ia sudah percaya akan kualitas Indonesia (negerinya
sendiri)
4. Seseorang
yang sedang dalam konser membeli lightstick, baju, bando bertuliskan nama sang
idola, atau poster-poster idolanya yang dijual disana untuk lebih menciptakan
suasana konser tersebut meskipun ia harus mengeluarkan uang yang tidak sedikit.
BAB
III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Situasi merupakan keseluruhan faktor pada suatu waktu dan
tempat tertentu dari pengamatan yang tidak berasal dari pengetahuan personal
(intra-individuI dan atribut rangsangan (pilihan alternatif), serta mempunyai
pengaruh yang terlihat dan sistematis terhadap perilaku saat ini. Selain itu,
pengaruh situasi juga bisa berpengaruh pada kondisi sementara atau setting yang
terjadi dalam lingkungan pada waktu dan tempat tertentu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar