BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang Masalah
Dunia telah melihat revolusi ponsel,
perubahan dramatis dalam ukuran, gaya, fitur, dan inovasi.
Apple telah jelas mengubah cara kita menggunakan
ponsel kita, praktis diciptakan kembali segmen ponsel pintar. Kemampuan untuk mengakses web, men-download aplikasi dengan
sentuhan ujung jari kita, dan cocok di saku ini semuanya benar-benar
menakjubkan. Tapi ketika datang untuk berbelanja ponsel, konsumen
meneliti dan mengevaluasi alternatif positif atau negatifnya tentang suatu
produk. Apple telah mengambil sebagian besar dari
pasar ponsel pintar, tetapi beberapa alternatif dan pesaing hanya sulit untuk mengabaikan
sebelum melakukan pembelian tertentu.
Pada awalnya, Google merilis Nexus
One, ponsel pintar ini diprediksi akan bersaing head to head dengan I-phone.
Kedua ponsel ini serupa dalam atribut mereka yaitu fitur dan perangkat kerasnya,
tetapi Nexus tampaknya menawarkan keuntungan yang lebih baik lebih dari I-phone
dan secara tidak langsung itu membuat tampilan Iphone usang. Meskipun Google
membuat Nexus One dalam hype besar, layanan telepon yang tersedia belum
merevolusi standar, tetapi komponen teleponnya lebih baik dari saingan utamanya
tersebut meskipun Google mencoba untuk menciptakan pengalaman baru yang
disederhanakan dalam pembelian telepon. Alih-alih pergi ke toko ritel untuk
membeli / mengaktifkan telepon, mereka memungkinkan untuk memiliki dua pilihan
sederhana: Beli atau tanpa kontrak online. Dari perspektif ini, tidak ada yang
merevolusi atau menginovatif tentang metode pembelian, namun Google berharap
untuk menangkap konsumen yang hanya ingin menghindari komplikasi membeli
ponsel. Contoh ini relevan dengan "evaluasi alternatif" karena ada
konsumen yang berbeda di dunia, mereka membutuhkan pilihan untuk memilih,
memiliki kemampuan untuk membandingkan, dan kemampuan untuk mempersempit
keputusan berdasarkan kepuasan mereka.
Pada intinya setiap perusahaan di
dalam menjalankan usahanya bertujuan untuk mendapatkan laba sesuai dengan
tujuan pokok yang diharapkan. Diantaranya yaitu agar perusahaan dapat menjaga
kelangsungan hidup serta kelancaran operasinya. Hal ini tentunya bisa tercapai
dengan mengaktifkan dan mengefisienkan kerja perusahaan.
Evaluasi
alternatif ini, dalam keberadaannya ditentukan oleh keterlibatan konsumen
dengan produk yang akan dibelinya.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan batasan
masalah di atas, masalah dalam perumusan ini dirumuskan sebagai berikut :
1) Kriteria
evaluasi
2) Menentukan
alternatif pilihan
3) Menaksir
alternatif pilihan
4) Menyeleksi
aturan pengambilan keputusan
1.3. Tujuan Pembahasan
Tujuan dari penulisan ini adalah
untuk :
1) Menetapkan
dan menggunakan berbagai kriteria evaluasi termasuk harga, brand name dan
negadar asal pada saat membuat keputusan
2) Menetapkan
seperangkat alternatif dimana suatu pilihan akan ditetapkan
3) Menilai
kinerja setiap alternatif sebagai dasar evaluasi
4) Mengetahui
dan memahami bagaimana situasi konsumen dalam menentukan pilihan dengan melihat
berbagai aturan yang ada
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1. Kriteria Evaluasi
Kriteria evaluasi merupakan salah
satu aktivitas dalam proses pengambilan keputusan konsumen, memegang peranan
penting dalam memprediksi perilaku pembelian konsumen. Saat konsumen melakukan
aktivitas ini, mereka sedang mempertimbangkan atribut-atribut yang terdapat
pada satu produk dan menilai atribut mana yang lebih penting ukurannya yang ia
gunakan sebagai dasar keputusan memilih produk.
Dari
berbagai informasi yang diperoleh, selanjutnya di proses untuk mendapatkan
keputusan atau pertimbangan nilai akan suatu produk, dan akan menghasilkan
beberapa atribut yang akan muncul, setelah itu baru di beri bobot dari berbagai
alternatif.
Konsumen memproses informasi dari
beberapa informasi dan membuat pertimbangan untuk memuaskan kebutuhan, konsumen
mencari manfaat produk dan memandang produk sebagai suatu rangkaian atribut,
atribut yang menonjol dianggap penting.
Pemasar perlu menjelaskan manfaat
produk dan menentukan atribut yang menonjol untuk mempengaruhi Evaluasi
Alternatif sebelum Keputusan Pembelian Konsumen membentuk satu maksud
pembelian, ada 2 faktor :
1. Sikap/
pendirian orang lain
2. Situasi
yang tidak diantisipasi
Kriteria evaluasi dikembangkan
melalui model-model evaluasi yang digunakan. Empat kelompok pengembangan yang
dapat dilakukan, yakni: “Pre-ordinate, Fidelity, Matual-adaptive, dan process”.
1. Pendekatan
“Pre-ordinate”
Memiliki dua karakteristik; kriteria pertama ditetapkan
sebelum pelaksanaan evaluasi. kriteria ini bersifat mengikat karena ditetapkan
sebelum evaluator turun ke lapangan. Kriteria kedua, dikembangkan dan bersumber
pada standar tertentu. Seperti pada pandangan teoritik atau kumpulan tradisi
yang sudah dianggap baik.
2. Pendekatan
“Fidelity”
Pada dasarnya ada kesamaan prinsip dengan kedekatan
“Pre-ordinate” yakni kriteria yang dikembangkan sebelum evaluator turun ke
lapangan untuk mengumpulkan data. Perbedaaan prinsipil pada keduanya yaitu pada
hakekat evalusi yang digunakan. Pendekatan Fidently tidak menggunakan kriteria
yang bersifat umum (universal) sebagaimana tuntutan pendekatan Pre-Ordinate.
3. Pendekatan
gabungan “Mutual-Adaptive”
Pendekatan ini merupakan perpaduan antara pendekatan
“Pre-Ordinate, Fidently, Process. Kriteria yang di gunakan dikembangkan dari
karakteristis program dari luar, seperti berdasarkan pandangan secara teori,
dari para pelaksana, dan dari pemakai program.
4. Pendekatan
proses
Sesuai dengan namanya, pendekatan ini mengembangkan
kriteria selama proses evaluasi berlangsung. Kriteria didapat melalui wawancara,
observasi, atau studi dokumentasi. Pendekatan ini berhubungan erat dengan
aplikasi pendekatan kualitatif. Karakteristis yang menonjol dari pendekatan ini
merupakan kriteria yang dipergunakan dikembangkan selama evaluator di lapangan.
Konsekuensinya pendekatan ini terikat dengan masalah yang dihadapi oleh para pelaksana
program di lapangan.
Kriteria dalam evaluasi diatas
mengacu pada :
1. Pedoman
– pedoman tentang program pendidikan jasmani yang berlaku.
2. Persepsi
para pengembang program yang teruji secara teoritis.
3. Pertimbangan
evaluator.
2.2. Menentukan Alternatif Pilihan
Alternatif pilihan dapat muncul
dalam berbagai bentuk, misalnya dalam membeli mobil seorang konsumen mungkin
mempertimbangkan kriteria, keselamatan, kenyamanan, harga, merek, negara asal,
dan juga spek hedonik seperti gengsi, kebahagiaan, kesenangan dan lain
sebagainya. Beberapa alternatif pilihan yang umum adalah :
1. Harga
Harga menentukan pilihan alternatif. Konsumen
cenderung memilih harga yang murah untuk membeli suatu produk yang ia tahu
spesifikasinya. Namun jika konsumen tidak bisa mengevaluasi kualitas produk
maka harga merupakan indikator kualitas. Oleh karena itu strategi harga
hendaknya disesuaikan dengan karakteristik produk.
2. Nama
merek
Merek terbukti menjadi determinan penting dalam
barang. Nampaknya merek merupakan pengganti dari mutu dan spesifikasi produk.
Ketika konsumen sulit sulit menilai kriteria kualitas produk, kepercayaan pada
merek lama yang sudah memiliki reputasi baik dapat mengurangi resiko kesalahan
dalam pembelian.
3. Negara
asal
Negara dimana suatu produk dihasilkan menjadi
pertimbangan penting dikalangan konsumen. Negara asal sering mencitrakan
kualitas produk. Konsumen mungkin sudah tidak meragukan lagi kualitas produk
elektronik dari Jepang. Sementara, untuk jam tangan nampaknya buatan Swiss
merupakan produk yang handal tak teragukan.
Keputusan untuk membeli yang diambil
oleh pembeli itu sebenarnya merupakan kumpulan dari sejumlah keputusan. Setiap
keputusan membeli mempunyai beberapa
komponen :
1. Keputusan
tentang jenis produk
2. Keputusan
tentang bentuk produk
3. Keputusan
tentang merk
4. Keputusan
tentang penjualnya
5. Keputusan
tentang jumlah produk
6. Keputusan
tentang waktu pembelian
7. Keputusan
tentang cara pembayaran
Setelah konsumen mendapat berbagai
macam informasi, konsumen akan menentukan alternatif yang ada untuk mengatasi permasalahan
yang dihadapinya. Setelah kriteria yang akan menjadi alterlatif pilihan
ditentukan barulah konsumen menentukan alternative produk yang menjadi pilihan.
2.3. Menaksir Alternatif Pilihan
Menaksir alternatif pilihan adalah
kegiatan mentaksir atau memprediksi pilihan alternatif setelah pilihan awal
tidak berhasil dicapai, kegiatan ini berfungsi sebagai rencana jaga-jaga jika
ada pilihan yang tidak berhasil.
konsumen menggunakan informasi untuk
mengevaluasi merek alternatif dalam perangkat pilihan. Konsep dasar tertenu
membantu menjelaskan proses evaluasi konsumen.
·
Pertama
Kita menganggap bahwa setiap konsumen melihat produk
sebagai kumpulam atribut produk.
·
Kedua
Konsumen akan memberikan tingkat arti penting
berbeda terhadap atribut berbeda menurut kebutuhan dan keinginan unik
masing-masing.
·
Ketiga
Konsumen mungkin akan mengembangkan satu himpunan
keyakinan merek mengenai dimana posisi setiap merek pada setiaap atribut.
·
Keempat
Harapan kepuasan produk total konsumen akan
bervariasi pada tingkat atribut yang berbeda.
·
Kelima
Konsumen sampai pada sikap terhadap merek berbeda lewat
beberapa prosedur evaluasi.
Ada konsumen yang menggunakan lebih
dari satu prosedur evaluasi, tergantung pada konsumen dan keputusan pembelian. Bagaimana
konsumen mengevaluasi alternatif barang yang akan dibeli tergantung pada
masing-masing individu dan situasi membeli spesifik.
Dalam beberapa keadaan, konsumen
menggunakan perhitungan dengan cermat dan pemikiran secara logis. Pada waktu
lain, konsumen yang sama hanya sedikit mengevaluasi atau bahkan tidak sama
sekali. Terkadang Mereka membeli berdasarkan dorongan sesaat atau tergantung
pada intuisi, Kadang-kadang konsumen mengambil keputusan membeli sendiri,
Kadang-kadang mereka bertanya pada teman, petunjuk bagi konsumen, atau
wiraniaga untuk memberi saran pemberian.
Pemasar harus mempelajari pembeli
untuk mengetahui bagaimana sebenarnya mereka mengevaluasi alternatif merek.
Bila mereka mengetahui proses evaluasi apa yang sedang terjadi, pemasar dapat
membuat langkah-langkah untuk mempengaruhi keputusan membeli.
Jika ingin membeli handphone,
seseorang mungkin akan membuat perbandingan langsung seluruh merek pada
fitur-fitur seperti harga, berat, dan kejelasan tampilan. Penilaian
perbandingan ini mungkin tidak sepenuhnya akurat.
1. Akurasi
penilaian individu
Penelitian menunjukkan individu yang biasanya tidak
memperhatikan perbedaan yang relatif kecil antara merek atau perubahan atribut
merek. Selain itu, kompleksitas banyak produk dan jasa serta fakta bahwa
beberapa aspek kinerja dapat dinilai hanya setelah digunakan luas membuat
perbandingan merek akurat sulit.
2. Penggunaan
indikator pengganti
Secara umum, indikator pengganti beroperasi lebih
kuat ketika konsumen tidak keahlian
untuk membuat penilaian informasi sendiri, ketika konsumen motivasi atau
kepentingan dalam keputusan rendah, dan ketika kualitas informasi terkait
lainnya yang kurang
3. Pentingnya
relatif dan pengaruh kriteria evaluasi
Pentingnya kriteria evaluatif bervariasi antara
individu dan juga di dalam individu yang sama dari waktu ke waktu. Penggunaan
situasi, konteks Kompetitif-Secara umum, efek Iklan.
2.4. Menyeleksi Aturan Pengambilan Keputusan
Setelah konsumen menerima pengaruh
dalam kehidupannya maka mereka sampai pada keputusan membeli atau menolak produk.
Pemasar dianggap berhasil kalau pengaruh-pengaruh yang diberikannya
menghasilkan pembelian dan atau dikonsumsi oleh konsumen. Keputusan konsumen,
tingkatan-tingkatan salam pengambilan keputusan, serta pengambilan keputusan
dari sudut pandang yang berbeda bukan hanya untuk menyangkut keputusan untuk
membeli, melainkan untuk disimpan dan dimiliki konsumen.
Aspek-aspek dalam aturan pengambilan
keputusan sebagai pemecahan masalah
Produk yang murah
|
Produk yang lebih mahal
|
Pembelian yang sering
|
Pembelian yang jarang
|
Keterlibatan rendah
|
Keterlibatan tinggi
|
Kelas produk dan merek kurang terkenal
|
Kelas produk dan merek terkenal
|
Pembelian dengan pertimbangan dan pencarian yang
kurang matang
|
Pembelian dengan pertimbangan dan pencarian intensif
|
Setelah mengetahui
aspek-aspek diatas, maka di bandingkan dua produk untuk pengambilan keputusan
antara kartu selular CDMA Smart Fren
dengan Telkom Flexi. Data sampel
di ambil dari 100 koresponden orang Jakarta melalui Quisonaire yang dibagikan yang
mendapat hasil di bawah ini :
Smart Fren
|
Telkom Flexi
|
Produk yang murah
|
Produk yang lebih mahal
|
Pembelian yang jarang
|
Pembelian yang sering
|
Keterlibatan rendah
|
Keterlibatan tinggi
|
Kelas produk dan merek kurang terkenal
|
Kelas produk dan merek terkenal
|
Pembelian dengan pertimbangan dan pencarian yang
kurang matang
|
Pembelian dengan pertimbangan dan pencarian intensif
|
BAB
III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Keputusan membeli oleh konsumen
dipengaruhi oleh banyak faktor. Adapun empat tipe proses pembelian di pengaruhi
oleh complex decision making, brand loyalty, limited decision making dan
Inertia. Dan tahap dalam proses pembelianpun di pengaruhi oleh beberapa faktor
perilaku sesudah pembelian, menilai sumber-sumber, menetapkan tujuan pembelian,
mengidentifikasikan alternatif pembelian, keputusan membeli dan menganalisa
keinginan dan kebutuhan. Situasi terakhir adalah situasi-situasi tertentu yang
banyak dimanfaatkan pemasar untuk mempengaruhi perilaku konsumen. Jadi seorang
konsumen ynag mawas terhadap pembelian setiap produk maka ia akan selalu
memperhatikan dari hal yang terkecil dari situlah seorang produsen harus bisa
membaca pangsa pasar/ keinginan konsumen di saat ini.
Jadi,
dari hasil penelitian yang telah dilakukan, di dapat, faktor merek itu penting,
Evaluasi Alternatif sebelum pembelian yang di dalamnya ada seumber daya
konsumen dan pengetahuan yang mendorong terjadinya proses keputusan tersebut,
yaitu pengetahuan konsumen tentang merek dan kelas produk, pembelian dengan
pertimbangan dan pencarian intesif, pembelian yang sering serta harga yang
sedikit mahal tergolong produk dengan kualitas tinggi yang memacu menghasilkan
suatu Evaluasi Alternatif dalam pemilihan dan pengambilan keputusan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar