BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang Masalah
Konsumen adalah seseorang yang
menggunakan suatu produk untuk memenuhi kebutuhannya. Perilaku konsumen yang
teramati dari perilaku pembelian konsumen merupakan salah satu tahap dari
proses pembuatan atau pengambilan keputusan konsumen
Keputusan
konsumen untuk membeli atau tidak membeli suatu produk atau jasa merupakan saat
yang penting bagi pemasar. Keputusan ini dapat menandai apakah suatu strategi
pemasaran telah cukup bijaksana, berwawasan luas, dan efektif, atau apakah
kurang baik direncanakan atau keliru menetapkan sasaran.
1.2.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan identifikasi dan batasan
masalah di atas, masalah dalam perumusan ini dirumuskan sebagai berikut :
1) Model
proses pengambilaan keputusan
2) Tipe-tipe
pengambilan keputusan
3) Faktor-faktor
yang mempengaruhi pemecahan masalah
4) Apa
yang dimaksud dengan pembelian
5) Diagnosa
perilaku konsumen
1.3.
Tujuan
Pembahasan
Tujuan dari penulisan ini adalah
untuk :
1) Memahami
sifat alamiah pengambilan keputusan yang mempengaruhi kegiatan tersebut
2) Mengenali
dan dapat menerapkan berbagai model proses pengambilan keputusan
3) Memahami
cara pengambilan keputusan untuk pembelian ulang
4) Melakukan
diagnosa terhadap perilaku konsumen sehingga dapat memahami variasi pengambilan
keputusan oleh konsumen dan faktor yang mempengaruhinya
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Model Proses Pengambilan Keputusan
Dibawah ini saya mencoba untuk
menggambarkan model pengambilan keputusan :
Penjelasan
dari Model pengambilan keputusan diatas adalah sebagai berikut :
1) Masukan
Merupakan berbagai pengaruh luar yang berlaku
sebagai sumber informasi mengenai produk tertentu dan mempengaruhi nilai-nilai,
sikap dan perilaku konsumen yang berkaitan dengan produk. Yang utama adalah
Bauran Pemasaran perusahaan (produk, harga, promosi dan saluran distribusi)
yang berusaha menyampaikan manfaat produk/jasa kepada konsumen potensial dan
pengaruh sosiobudaya di luar pemasaran.
2) Proses
Komponen Proses berhubungan dengan cara konsumen
mengambil keputusan. Untuk memahami proses perlu mempertimbangkan pengaruh
berbagai konsep psikologis yang mewakili pengaruh dari dalam diri. Tindakan
pengambilan keputusan terdiri dari tiga tahap : pengenalan kebutuhan,
penelitian sebelum pembelian dan penilaian berbagai alternatif.
3) Keluaran
Proses Keluaran menyangkut perilaku pembelian dan
penilaian pasca pembelian.
·
Perilaku Pembelian, ada tiga tipe
pembelian :
a.
Pembelian percobaan
Konsumen
melakukan pembelian produk untuk pertama kali dalam jumlah sedikit, untuk penjajagan
dan menilai suatu produk
b.
Pembelian ulangan
Jika
berdasarkan percobaan dirasakan memuaskan, konsumen mungkin akan mengulangi
pembelian
c.
Pembelian komitmen jangka panjang
Pembelian
ulang berkaitan dengan kesetiaan pada merk. Situasi ini yang diharapkan
perusahaan. Artinya produk dapat memenuhi kebutuhan konsumen.
·
Penilaian Pasca-Pembelian
Setelah konsumen menggunakan suatu produk, konsumen
akan menilai kinerja produk. Ada tiga hasil yang mungkin timbul :
a.
kinerja yang sesungguhnya sesuai dengan
harapan yang menimbulkan perasaan netral
b.
kinerja melebihi harapan, yang artinya
menimbulkan kepuasan
c.
kinerja di bawah harapan, yang
menimbulkan pemenuhan harapan secara negatif atau ketidakpuasan. Pada
pasca-pembelian, konsumen berusaha meyakinkan diri bahwa pilihan mereka
merupakan pilihan yang bijaksana, jadi mereka berusaha mengurangi ketidakcocokan
kognitif pasca-pembelian.
2.2. Tipe-Tipe Proses Pengambilan Keputusan
Tipe proses pengambilan keputusan
merupakan tindakan manajemen dalam pemilihan alternatif untuk mencapai sasaran.
Proses pengambilan keputusan ini
terbagi atas 3 tipe, yaitu :
1) Keputusan
terprogram atau terstruktur
Merupakan keputusan yang berulang-ulang dan rutin,
sehingga dapat diprogram. Keputusan terstruktur terjadi dan dilakukan terutama
pada manajemen tingkat bawah.
Sifat pengambilan keputusannya relatif lebih mudah
atau lebih cepat, salah satu caranya dengan penyusunan metode/prosedur/program
tetap (SOP)
Contoh : keputusan pemesanan barang, keputusan
penagihan piutang, dll.
2) Keputusan
setengah terprogram atau setengah terstruktur
Adalah keputusan yang sebagian dapat diprogram,
sebagian berulang-ulang dan rutin dan sebagiannya lagi tidak terstruktur.
Keputusan ini seringnya bersifat rumit dan membutuhkan perhitungan-perhitungan
serta analisis yang terperinci.
Contoh : keputusan membeli sistem komputer yang
lebih canggih, keputusan alokasi dana promosi.
3) Keputusan
tidak terprogram atau tidak tersruktur
Merupakan keputusan yang tidak terjadi
berulang-ulang dan tidak selalu terjadi. Keputusan ini terjadi di manajemen
tingkat atas. Informasi untuk pengambilan keputusan ini tidak terstruktur,
tidak mudah untuk didapatkan, tidak mudah tersedia dan biasanya berasal dari
lingkungan luar.
Sifat pengambilan keputusannya relatif lebih sulit
dan lebih lama. Dibutuhkan teknik PK yang bersifat non-programmed
decision-making.
Sebelum dan sesudah melakukan pembelian, seorang
konsumen akan melakukan
sejumlah
proses yang mendasari pengambilan keputusan, yakni :
1. Pengenalan
masalah (problem recognition)
Konsumen akan membeli suatu produk sebagai solusi
atas permasalahan yang dihadapinya. Tanpa adanya pengenalan masalah yang
muncul, konsumen tidak dapat menentukan produk yang akan dibeli.
2. Pencarian
informasi (information source)
Setelah memahami masalah yang ada, konsumen akan
termotivasi untuk mencari informasi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada
melalui pencarian informasi. Proses pencarian informasi dapat berasal dari
dalam memori (internal) dan berdasarkan pengalaman orang lain (eksternal).
3. Mengevaluasi
alternatif (alternative evaluation)
Setelah konsumen mendapat berbagai macam informasi,
konsumen akan mengevaluasi alternatif yang ada untuk mengatasi permasalahan
yang dihadapinya.
4. Keputusan
pembelian (purchase decision)
Setelah konsumen mengevaluasi beberapa alternatif
strategis yang ada, konsumen akan membuat keputusan pembelian. Terkadang waktu
yang dibutuhkan antara membuat keputusan pembelian dengan menciptakan pembelian
yang aktual tidak sama dikarenakan adanya hal-hal lain yang perlu
dipertimbangkan.
5. Evaluasi
pasca pembelian (post-purchase evaluation)
Merupakan proses evaluasi yang dilakukan konsumen
tidak hanya berakhir pada tahap pembuatan keputusan pembelian. Setelah membeli
produk tersebut, konsumen akan melakukan evaluasi apakah produk tersebut sesuai
dengan harapannya. Dalam hal ini, terjadi kepuasan dan ketidakpuasan konsumen.
Konsumen akan puas jika produk tersebut sesuai dengan harapannya dan
selanjutnya akan meningkatkan permintaan akan merek produk tersebut di masa
depan. Sebaliknya, konsumen akan merasa tidak puas jika produk tersebut tidak
sesuai dengan harapannya dan hal ini akan menurunkan permintaan konsumen di
masa depan.
2.3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pemecahan Masalah
Pentingnya pemecahan masalah bukan
didasarkan pada jumlah waktu yang dihabiskan tetapi pada konsekuensinya.
Sementara pengambilan keputusan adalah tindakan memilih strategi/aksi yang
diyakini manajer akan memberikan solusi terbaik atas masalah tersebut. Salah
satunya kunci pemecahan masalah adalah mengidentifikasikan berbagai alternatif
keputusan.
Proses pemecahan masalah secara
sistematis bermulai dari John dewey, seorang profesor filosofi dari colombia
university. Ia mengidenfikasikan tiga seri penelitian yang terlibat dalam
memecahkan suatu kontroversi secara memadai.
1. Mengenali
kontroversi
2. Menimbang
klaim alternatif
3. Membentuk
penilaian
Serangkaian langkah pemecahan
masalah yang memastikan bahwa masalah itu pertama-tama dipahami, solusi alternatif
dipertimbangkan, dan solusi yang dipilih bekerja.
Langkah-langkahnya
adalah sebagai berikut :
1. Usaha
persiapan
Mempersiapkan manajer untuk memecahkan masalah
dengan menyediakan orientasi sistem.
2. Usaha
definisi
Mencakup mengidentifikasi masalah untuk dipecahkan
dan kemudian memahaminya.
3. Usaha
solusi
Mencakup mengidentifikasi berbagai solusi
alternatif, mengevaluasinya, memilih satu yang tampak terbaik, menerapkan
solusi itu dan membuat menindaklanjuti untuk menyakinkan bahwa masalah itu terpecahkan.
Pemecahan masalah itu sendiri terbagi atas 2 :
1. Pemecahan
masalah yang mendalam (luas)
Konsumen tidak mempunyai kriteria tertentu untuk
menilai kategori produk atau merk tertentu dalam kategori tersebut atau tidak
membatasi jumlah merk yang dipertimbangkan. Konsumen membutuhkan informasi
untuk menetapkan kriteria guna menilai merk-merk tersebut.
2. Pemecahan
Masalah yang Terbatas
Konsumen telah menetapkan kriteria dasar untuk
menilai kategori produk dan berbagai merk dalam kategori tersebut. Tetapi
konsumen belum sepenuhnya menetapkan pilihan terhadap merk. Masih diperlukan
informasi untuk mengetahui perbedaan diantara merk-merk yang ada.
2.4. Pembelian
Pembelian adalah proses penemuan
sumber dan pemesanan bahan, jasa, dan perlengkapan. Kegiatan tersebut terkadang
disebut Pengadaan barang. Tujuan utamanya adalah memperoleh bahan dengan biaya
serendah mungkin yang konsisten dengan kualitas dan jasa yang dipersyaratkan.
Terlepas dari memastikan bahwa perusahaan mempunyai persediaan bahan tanpa henti,
adalah fungsi dari pembelian untuk memastikan bahwa ada keseimbangan antara
persediaan bahan dengan tingkat inventaris sehingga perusahaan dapat
mempertahankan posisi labanya sepanjang menyangkut biaya bahan.
Prosedur pembelian yang efektif
adalah sebagai berikut :
1. Tanda
terima dan analisis daftar permintaan pembelian (Purchase Requisition - PR)
Bagian pembelian menerima dan menganalisis kebutuhan
bahan atau persediaan dari bagian yang mengajukan permintaan. Permintaan
seperti itu ditemukan pada formulir Daftar Permintaan Pembelian memuat
perincian permintaan seperti kuantitas dan spesifikasi produk.
2. Pemilihan
sumber persediaan yang potensial
Jika bahan atau persediaan yang sedang dimintakan
bukan barang yang baru, maka karyawan pembelian akan memeriksa file atau
catatan mereka tentang semua pemasok berkenaan dengan permintaan seperti itu,
kalau tidak, mereka perlu memeriksa halaman kuning atau internet atau beberapa
kemungkinan sumber lain untuk mencari pemasok baru.
3. Pengajuan
permintaan penawaran harga
Jika tidak ada pemasok tetap untuk bahan atau
persediaan yang sedang diminta dan tidak ada hasrat untuk mencari pemasok baru,
maka pemasok yang ada akan dihubungi. Namun demikian, pemasok baru atau
potensial akan diminta untuk mengirimkan penawaran harga untuk keperluan
evaluasi oleh bagian pembelian.
4. Pemilihan
sumber yang tepat
Begitu penawaran harga diterima, para pemasok
kemudian akan dievaluasi. Kriteria evaluasi mencakup sebagai berikut :
a.
Penawaran harga
b.
Spesifikasi
c.
Kemampuan pengiriman
d.
Sifat bisa dipercaya dan diandalkan
pemasok
e.
Reputasi pemasok
f.
Kemungkinan potongan partai besar
g.
Kemungkinan menjalin hubungan jangka
panjang dengan pemasok.
Pemilihan
pemasok yang layak bergantung kepada jenis barang dan pentingnya barang yang
sedang diusahakan.
5. Penetapan
harga yang tepat
Begitu pemasok terpilih, maka kedua pihak perlu
menyepakati harga yang tepat. Negosiasi harga atau potongan harga partai besar
dan pengaturan lainnya dapat terjadi pada langkah ini.
6. Pengeluaran
pesanan pembelian ( Purchase Order - PO )
Begitu harga telah disepakati dan disetujui, maka
Pesanan Pembelian akan dikeluarkan kepada pemasok menegaskan perincian yang
disajikan pada foormulir Permintaan Pembelian. Bagian pembelian berfungsi
menindaklanjuti pemasok tidak hanya untuk pemenuhan is Pesanan Pembelian tetapi
juga untuk pelaksanaan jadwal pengiriman yang telah disepakati.
7. Analisis
laporan penerimaan dan persetujuan faktur vendor bagi pembayaran
Sebelum pembayaran dari faktur vendor disetujui,
maka Bagian Pembelian bertanggung jawab melalui Bagian Penerimaannya untuk
mengevaluasi muatan pengiriman sebagaimana disajikan pada Laporan Penerimaan
untuk dicocokkan dengan Pesanan Pembelian (PO) dan Daftar Permintaan Pembelian
(PR). Pengambilan contoh secara acak dari barang-barang bisa dilakukan untuk
menentukan kejujuran muatan yang dilaporkan dalam Laporan Penerimaan.
Pemantauan kualitas yang ketat adalah hal yang penting pada tahap ini.
2.5. Diagnosa Perilaku Konsumen
Pemahaman akan perilaku konsumen
dapat diaplikasikan dalam beberapa hal, yaitu :
1. Untuk
merancang sebuah strategi pemasaran yang baik, misalnya menentukan kapan saat
yang tepat perusahaan memberikan diskon untuk menarik pembeli.
2. perilaku
konsumen dapat membantu pembuat keputusan membuat kebijakan publik. Misalnya
dengan mengetahui bahwa konsumen akan banyak menggunakan transportasi saat
lebaran, pembuat keputusan dapat merencanakan harga tiket transportasi di hari
raya tersebut.
3. pemasaran
sosial (social marketing), yaitu penyebaran ide di antara konsumen.
Dengan memahami sikap konsumen dalam
menghadapi sesuatu, seseorang dapat menyebarkan ide dengan lebih cepat dan
efektif.
Terdapat tiga pendekatan utama dalam
meneliti perilaku konsumen.
1. Pendekatan
interpretif
Pendekatan ini menggali secara mendalam perilaku
konsumsi dan hal yang mendasarinya. Studi dilakukan dengan melalui wawancara
panjang dan focus group discussion untuk memahami apa makna sebuah produk dan
jasa bagi konsumen dan apa yang dirasakan dan dialami konsumen ketika membeli
dan menggunakannya.
2. Pendekatan
tradisional
Didasari pada teori dan metode dari ilmu psikologi
kognitif, sosial, dan behaviorial serta dari ilmu sosiologi.Pendekatan ini
bertujuan mengembangkan teori dan metode untuk menjelaskan perliku dan
pembuatan keputusan konsumen. Studi dilakukan melalui eksperimen dan survey
untuk menguji coba teori dan mencari pemahaman tentang bagaimana seorang
konsumen memproses informasi, membuat keputusan, serta pengaruh lingkungan
sosial terhadap perilaku konsumen.
3. Pendekatan
sains marketing
Didasari pada teori dan metode dari ilmu ekonomi dan
statistika. Pendekatan ini dilakukan dengan mengembangkan dan menguji coba
model matematika untuk memprediksi pengaruh strategi marketing terhadap pilihan
dan perilaku konsumen.
Sebuah
perusahaan dapat saja menggunakan salah satu atau seluruh pendekatan,
tergantung permasalahan yang dihadapi perusahaan tersebut.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Keputusan konsumen untuk membeli
atau tidak membeli suatu produk atau jasa merupakan saat yang penting bagi
pemasar. Keputusan ini dapat menandai apakah suatu strategi pemasaran telah
cukup bijaksana, berwawasan luas, dan efektif, atau apakah kurang baik
direncanakan atau keliru menetapkan sasaran. Keputusan merupakan seleksi
terhadap dua pilihan alternative atau lebih.
Pengambilan keputusan konsumen-pun sangat
ditentukan oleh tingkat keterlibatan konsumen. Jika tingkat ketelibatan tinggi
maka pengambilan keputusannya komplek begitu pula sebaliknya. Disarankan kepada
para konsumen yang ingin melakukan pembelian sebaiknya mengetahui informasi-informasi
mengenai produk agar konsumen bisa melakukan pembelian dengan maksimal. Maksud
dari maksimal disini agar produk yang dibeli oleh konsumen agar bisa memenuhi
kebutuhan konsumen.
Pada kenyataannya proses pengambilan
keputusan yang dilakukan oleh konsumen tidak selamanya merupakan proses yang
rasional. Hal ini seringkali disebabkan oleh perilaku konsumen yang telah
dibahas sebelumnya. Sebuah mobil yang bisa berjalan di jalan yang terjal tidak
pernah digunakan oleh pemiliknya, namun mereka cukup senang ketika mereka
mengetahui bahwa mobil mereka dapat dikendarai pada jalan terjal.
Pemecahan masalah konsumen tidak
selamanya berakhir dengan sebuah pembelian. Seorang konsumen dapat menundanya
atau bahkan tidak melakukan pembelian sama sekali. Konsumen menunda pilihan
mereka ketika pilihan yang tersedia tidak memuaskan.
Setelah melakukan pembelian,
konsumen sering kali berfikir dua kali dan membayangkan bahwa mereka telah
melakukan pilihan yang tepat. Hasil dari ketegangan ini disebut kejanggalan –
perasaan ketidak pastian tentang betul tidaknya keputusan yang telah dibuat.
Hal ini dapat membuat konsumen mencari informasi tambahan untuk memberikan
keyakinan pada mereka bahwa produk yang mereka beli tersebut telah benar dan
mengurangi ketegangan yang ada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar