BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang Masalah
Konsumen memiliki tiga sumber daya utama yang mereka
gunakan dalam proses pertukaran dan melalui proses ini pemasar memberikan
barang dan jasa. Terdapat 3 (tiga) sumber daya konsumen di antaranya sebagai
berikut :
1. Sumber
Daya Ekonomi
2. Sumber
Daya Temporal
3. Sumber
Daya Kognitif.
Ini berarti bahwa pemasar bersaing untuk mendapatkan
uang, waktu, dan perhatian konsumen. Sumber daya lain, seperti energi, mungkin
diperlukan untuk berbelanja dan konsumsi, tetapi uang, waktu, dan perhatian
adalah yang utama. Bukan hanya jumlah waktu dan sumber daya ekonomi yang
menentukan perilaku konsumen. Persepsi konsumen mengenai sumber daya yang
tersedia, atau apa yang akan tersedia pada masa datang, juga penting dalam
keputusan pembelanjaan dan juga mempengaruhi ketersedian untuk menggunakan uang
atau waktu produk. Jadi, ukuran kepercayaan konsumen mungkin berguna dalam
meramalkan penjualan masa dating berdasarkan kategori produk.
Konsumen yaitu beberapa orang yang menjadi pembeli atau
pelanggan yang membutuhkan barang untuk mereka gunakan atau mereka konsumsi
sebagai kebutuhan hidupnya.Pembangunan dan perkembangan perekonomian umumnya
dan khususnya di bidang perindustrian dan perdagangan nasional telah
menghasilkan berbagai variasi barang dan/atau jasa yang dapat dikonsumsi. Di
samping itu, globalisasi dan perdaganan bebas yang didukung oleh kemajuan
teknologi telekomunikasi dan infomatika telah memperluas ruang gerak arus
transaksi barang dan/atau jasa melintasi batas-batas wilayah suatu negara,
sehingga barang dan/atau jasa yang, ditawarkan bervariasi baik produksi luar
negeri maupun produksi dalam negeri. Kondisi yang demikian pada satu pihak
mempunyai manfaat bagi konsumen karena kebutuhan konsumen akan barang dan/atau
jasa yang diinginkan dapat terpenuhi serta semakin terbuka lebar kebebasan
untuk memilih aneka jenis dan kualitas barang dan/atau jasa sesuai dengan
keinginan dan kemampuan konsumen.
Sumber daya konsumen terhadap pembelian terkait dengan
pendapatan yang didapat setiap konsumen. Tinggi atau rendahnya mempengaruhi
pengeluaran mereka terhadap suatu barang. Pengetahuan juga berpengaruh pada
penjualan produk. Dengan pengetahuan akan produk yang dimiliki seseorang
membuat seseorang itu tertarik dengan produk yang akan dia beli. Sumber Daya
Konsumen dipengaruhi oleh potensi sumber daya ekonomi atau lebih dikenal dengan
potensi ekonomi. Pada dasarnya dapat diartikan sebagai sesuatu atau segala
sesuatu yang dimiliki baik yang tergolong pada sumber daya alam (natural
resources/endowment factors) maupun potensi sumber daya manusia yang dapat
memberikan manfaat (benefit) serta dapat digunakan sebagai modal dasar
pembangunan (ekonomi).
Sumber daya alam ini keberadaannya harus dimanfaatkan
seoptimal mungkin dalam kerangka untuk mendorong, mempercepat dan menunjang
proses pembangunan wilayah (daerah). Namun demikian penting untuk diperhatikan,
aspek ketersediaan termasuk daya dukungnya terhadap mobilitas pembangunan
daerah. Karena apabila sumber daya alam dimanfaatkan dengan tidak bijaksana dan
arif maka sudah barang tentu stagnasi dan kemunduran dinamika pembangunan
ekonomi wilayah akan semakin cepat menjelma atau merupakan sesuatu yang tidak
bisa dihindarkan.
1.2.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah di atas,
masalah dalam perumusan ini dirumuskan sebagai berikut :
1)
Sumber daya
ekonomi
2)
Sumber daya
sementara
3)
Sumber daya
kognitif
4)
Kandungan
pengetahuan
5)
Oganisasi
pengetahuan
6)
Mengukur
pengetahuan
1.3.
Tujuan
Pembahasan
Tujuan dari penulisan
ini adalah untuk :
1)
Mengetahui
berbagai sumberdaya konsumen dan pengaruhnya terhadap pembelian
2)
Mengukur
sumberdaya konsumen tersebut
3)
Menyebutkan
berbagai barag dan jasa yang termasuk dalam sumberdaya sementara
4)
Menyebutkan
berbagai barag dan jasa yang termasuk dalam sumberdaya kognitif
5)
Memahami dan
menjelaskan bahaya alokasi yang melebihi kapasitas sumberdaya yang dimiliki
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1. Sumber Daya Ekonomi
Potensi sumberdaya ekonomi atau
lebih dikenal dengan potensi ekonomi pada dasarnya dapat diartikan sebagai
sesuatu atau segala sesuatu sumber daya yang dimiliki baik yang tergolong pada
sumberdaya alam (natural resources/endowment factors) maupun potensi sumberdaya
manusia yang dapat memberikan manfaat (benefit) serta dapat digunakan sebagai
modal dasar pembangunan (ekonomi) wilayah tingkat ketergantungan terhadap
sumber daya secara struktural harus bisa dialihkan pada sumber daya alam lain.
Sumber Daya Ekonomi yang lain diluar
pendapatan juga mempengaruhi perilaku konsumen. Yang paling penting adalah
kekayaan (nilai bersih) dan kredit. Kekayaan, yang diukur menurut asset atau
nilai bersih, berkorelasi dengan pendapatan. Variasi primer adalah konsumen tua
cenderung memiliki proporsi kekayaan yang lebih besar dibandingkan konsumen
yang lebih muda. Keluarga kaya menghabiskan uang mereka untuk pelayanan,
perjalanan, minat, dan investasi lebih banyak daripada yang dihabiskan oleh
tetangga mereka untuk perlengkapan rumah, peralatan, alat hiburan, dan produk
serupa tidak terlalu tinggi karena keluarga kaya biasanya berada dalam tahap
yang belakangan dari siklus kehidupan dan tidak berkepentingan untuk melengkapi
rumah baru atas membuat pembelian tambahan untuk peralatan besar.
Uang adalah alat transaksi yang
sangat diperlukan oleh konsumen untuk membeli produk. Keputusan Konsumen
sehubungan dengan produk dan merek sangat
dipengaruhi oleh jumlah sumber daya ekonomi misalnya uang. Tanpa uang
konsumen tidak bisa membeli apapun.
Pembelian sangat dipengaruhi oleh pendapatan konsumen sama halnya
dengan, harapan konsumen mengenai pendapatan masa datang menjadi variabel
penting dalam meramalkan perilaku konsumen.
2.2. Sumber Daya Sementara
Waktu menjadi variabel yang semakin
penting dalam memahami perilaku konsumen. Karena, konsumen semakin mengalami
kemiskinan akan waktu. Namun demikian ada suatu bagian waktu yang dihabiskan
untuk kegiatan yang sangat pribadi yaitu waktu senggang. Produk yang
diklasifikasikan menurut sifat waktu konsumen disebut barang waktu (time
goods).
a)
Barang yang
Menggunakan Waktu
Waktu menjadi variabel yang semakin penting
dalam memahami perilaku konsumen karena kemiskinan waktu yang semakin banyak
dialami orang Amerika. Jam yang dihabiskan di tempat kerja setiap minggu
(termasuk waktu pulang pergi, pekerjaan rumah tangga, dan pekerjaan sekolah)
meningkat dari 40,6 jam pada tahun 1973 menjadi 47,3 pada tahun 1984. Pada
waktu yang sama, rata-rata jumlah jam yang tersedia untuk waktu senggang tuun
dari 26,2 jam menjadi 18,1 jam perminggu.
Produk yang memerlukan pemakaian waktu dala
mengkonsumsinya. Contoh: Menonton TV, Memancing, Golf, Tennis (waktu Senggang)
Tidur, perawatan pribadi, pulang pergi (waktu wajib)
b)
Barang Penghemat
Waktu
Kerena pendapatan yang leluasa digunakan
terus meningkat di dalam masyarakat, pasar untuk barang atau jasa yang
berhubungan dengan waktu menjadi lebih penting. Kelangkaan menciptakan nilai.
Untuk konsumen yang kaya, perhatian utama menjadi pembeli lebih banyak waktu
ketimbang lebih produk. Nilai waktu meningkat ketika anggaran uang meingkat,
sehingga meningkatkan kemungkjinan bahwa pemasar menaikkan nilai produk (dan
harga yang sesuai) lebih besar daripada biaya tambahan karena mengerjakannya.
Komplikasi tambahan dalam mendefinisikan
kesenggangan terjadi ketika individu dibayar untuk kegiatan yang mungkin mereka
pilih sebagai kegiatan leluasa. Seniman, professor, dan atlet professional
mungkin merupakan contoh individu yang beruntung dibayar untuk kegiatan yang
mereka pilih sebagai kegiatan waktu senggang mereka.
Produk yang menghemat waktu memungkinkan
konsumen meningkatkan waktu leluasa mereka. Contoh: oven microwave, pemotong
rumput, fast food.
2.3. Sumber Daya Kognitif
Sumber daya kognitif menggambarkan
kapasitas mental yang tersedia untuk menjalankan berbagai kegiatan pengolahan
informasi. Kapasitas adalah sumber daya yang terbatas. Dapat mengelola hanya
sejumlah tertentu informasi pada satu waktu. Ukuran kapasitas kerap digambarkan
istilah keratan (chunk), yang mewakili suatu unit. Alokasi kapasitas kognitif
dikenal sebagai perhatian (attention). Perhatian terdiri dari dua dimensi:
arahan (direction) intensitas. Arahan menggambarkan fokus perhatian. Karena
konsumen tidak dapat mengolah semua stimulus internal dan eksternal yang
tersedia pada saat tertentu, mereka harus selektif dalam cara mereka
mengalokasikan sumber daya yang terbatas ini. Beberapa stimulus akan mendapat
perhatian, yang lain akan diabaikan.
Intensitas, sebaliknya, mengacu pada
jumlah kapasitas yang difokuskan pada arahan tertentu. Konsumen akan sering
mengalokasikan hanya kapasitas yang diperlukan untuk mengidentifikasi stimulus
sebelum mengarahkan kembali perhatian mereka ke tempat lain. Pada kesemapatan
lain, konsumen mungkin menaruh cukup perhatian untuk mengerti inti dasar dari
iklan bersangkutan. Konsumen kadang mungkin member konsentrasi penuh kepada
iklan tersebut dan menyelidiki secara cermat pesanannya, seperti konsumen di
dalam pasar mobil baru yang membaca iklan mobil. kenyataan bahwa kapasitas
merupakan sumber daya yang terbatas membawa sejumlah implikasi penting
sehubungan dengan bagaimana konsumen mengolah informasi dan membuat pilihan
produk.
2.4. Kandungan Pengetahuan
Psikolog kognitif mengemumakan bahwa
ada dua jenis pengetahuan dasar : deklaratif dan prosedural.
Pengatahuan deklaratif (declarative
knowledge) melibatkan fakta subjektif yang sudah diketahui, sementara
pengetahuan prosedural (procedural knowledge) mengacu pada pengertian bagaimana
fakta ini dapat digunakan. Fakta ini bersifat subjektif dalam pengertian bahwa
fakta tersebut tidak perlu sesuai dengan realitas objektif.
Pengetahuan deklrataif dibagai
menjadi dua kategori : episodik dan semantik. Pengetahuan episodik (episodic
knowledge) melibatkan pengetahuan yang dibatasi dengan lintasan waktu.
Pengetahuan ini digunakan untuk menjawab pertanyaan, “kapan anda terakhir kali
membeli sejumlah pakaian?” sebaliknya, pengetahuan sematik (semantic knowledge)
mengandung pengetahuan yang digeneralisasikan yang memberikan arti bagi dunia
seseorang. Ini adalah pengetahuan yang akan anda gunakan dalam mendeskripsikan
sebuah barang.
Pengetahuan konsumen di bagi dalam
tiga dibidang umum :
1.
Pengetahuan
Produk (product knowledge)
kumpulan berbagai macam informasi mengenai
produk. Pengetahuan ini meliputi kategori produk, merek terminologi produk
atribut atau fitur, harga produk dan kepercayaan mengenai produk.
2.
Pengetahuan
Pembelian (purchase knowledge)
Pengetahuan
Pembelian terdiri atas pengetahuan tentang toko, lokasi produk di dalam toko
dan penempatan produk yang sebenarnya di dalam toko tersebut. Pengetahuan
Konsumen cenderung lebih senang mengunjungi toko yang sudah dikenalnya untuk
berbelanja, karena telah mengetahui dimana letak produk di dalam toko tersebut.
Hal ini akan memudahkan konsumen untuk berbelanja atau melakukan pembelian. Hal
ini akan memudahkan konsumen untuk berbelanja karena konsumen bisa menghemat
waktu dalam mencari lokasi produk.
3.
Pengetahuan
Pemakaian (usage knowledge)
Suatu produk akan memberikan manfaat kepada konsumen
jika produk tersebut telah digunakan
atau dikonsumsi. Agar produk tersebut bisa memberikan manfaat yang maksimal dan
kepuasan yang tinggi, maka konsumen harus bisa menggunakan atau mengkonsumsi
produk tersebut dengan benar. Produsen berkewajiban untuk memberikan informasi
yang cukup agar konsumen mengetahui cara pemakaian suatu produk. Pengetahuan
pemakaian suatu produk adalah penting bagi konsumen.
2.5. Organisasi Pengetahuan
Organisasi pengetahuan merupakan
sesuatu untuk mengatur atau struktur organisasi untuk mengelompokan sesuatu, organisasi ini di buat
untuk memudahkan penggunaan dokumen atau pengetahuan itu sendiri atau juga bisa
mendeskripsikan dokumen, isi, fitur dan tujuan, serta membuat dokumen-dokumen
dan bagian yang dapat diakses oleh orang-orang dalam mencari pesan yang isinya
meliputi pengetahuan. Organisasi pengetahuan bisa di artikan juga sebagai
tentang kegiatan seperti mendokumenkan, pengindeksan dan klasifikasi yang
dilakukan di perpustakaan, database, arsip dll kegiatan ini dilakukan oleh
pustakawan, arsiparis, spesialis subyek dan sekaligus oleh algoritma komputer.
Pengetahuan dalam suatu organisasi
dapat menjadikan organisasi tersebut memahami tujuan keberadaanya, diantara
tujuan-tujuan tersebut yang terpenting adalah bagaimana organisasi memahami
cara mencapai tujuannya, Organisasi-organisasi yang sukses adalah organisasi
yang secara konsisten menciptakan pengetahuan baru dan menyebarkanya secara menyeluruh
didalam organisasinya dan secara cepat mengadaptasinya kedalam teknologi dan
produk serta layanan mereka. Melihat perannya yang begitu penting bagi suatu
organisasi, maka semua pengetahuan yang dimiliki oleh suatu organisasi harus
dikelola dengan baik, sehingga pengetahuan tersebut dapat berperan optimal
untuk organisasinya.
2.6. Mengukur Pengetahuan
Pengukuran pengatahuan objektif
(objective knowledge) adalah pengukuran yang menyadap apa yang benar-benar
sudah disimpan oleh konsumen di dalam ingatan. Ukuran pengetahuan objektif,
yang berfokus pada potongan informasi khusus yang mungkin diketahui konsumen.
Dan pilihan akhir untuk menilai pengetahuan adalah dengan menggunakan ukuran
pengetahuan subjektif (subjective knowledge). Pengetahuan ini sireflesikan oleh
pengukuran yang menyadap persepsi konsumen mengenai banyaknya pengetahuan
mereka sendiri. Pada dasarnya, konsumen diminta untuk menilai diri mereka
sendiri berkenaan dengan pengetahuan produk atau keakraban mereka. Ukuran
pengetahuan subjektif berrpusat di sekitar kesan konsumen mengenai pengetahuan
total dan keakraban mereka.
Akhirnya, pertimbangan diberikan
pada metode alternatif untuk pengukuran pengetahuan. Pengalaman pembelian atau
pemakaian, walaupun tentu saja berhubungan dengan pengetahuan, tidak harus
memberikan indikasi yang akurat mengenai beberapa persisnya informasi yang
dimiliki konsumen.
Pengetahuan konsumen terdiri dari
informasi yang disimpan di dalam ingatan. Pemasar khususnya tertarik untuk
mengerti pengetahuan konsumen. Informasi yang dipegang oleh konsumen mengenai
produk akan sangat mempengaruhi pola pembelian mereka.Di dalam Psikologi
kognitif dijelaskan bahwa ada dua jenis pengetahuan dasar, yaitu pengetahuan
deklaratif dan pengetahuan prosedural. Pengetahuan deklaratif melibatkan fakta
subjektif yang sudah diketahui. Pengetahuan deklaratif sendiri dibagi menjadi
dua kategori, yaitu pengetahuan episodik (melibatkan pengetahuan yang dibatasi
dengan lintasan waktu) dan pengetahuan semantik (mengandung pengetahuan yang
digeneralisasikan dan memberi arti bagi dunia seseorang). Sedangkan pengetahuan
prosedural mengacu pada pengertian bagaimana fakta ini dapat digunakan. Fakta
ini juga bersifat subjektif dalam pengertian fakta tersebut tidak perlu sesuai
dengan realitas objektif.
BAB
III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Studi
perilaku konsumen muncul seiring dengan berkembangnya konsep pemasaran, yang
merupakan cara pandang pemasar dalam menghadapi konsumen dan pesaingnya, di
mana pemasar berusaha memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen secara lebih
efektif dari para pesaingnya. Tujuannya adalah memperoleh kepuasan pelanggan.
Sehingga ilmu perilaku konsumen dibutuhkan untuk mengidentifikasi apa kebutuhan
dan keinginan konsumen dan pelanggan tersebut sehingga pemasar mampu menyusun
dan mengimplementasikan strategi pemasaran yang tepat untuk karakteristik
konsumen yang menjadi target pasar.
Pemahaman tentang konsumen ini diperoleh pemasar melalui
penelitian-penelitian perilaku konsumen sehingga dapat dipertanggung-jawabkan
kebenaran informasi yang terima dan digunakan dalam penyusunan strategi
pemasaran. Konsumen dapat merupakan seorang individu ataupun organisasi, mereka
memiliki peran yang berbeda dalam perilaku konsumsi, mereka mungkin berperan
sebagai initiator, influencer, buyer, payer atau user.
Dalam upaya untuk lebih memahami konsumennya sehingga dapat
memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, perusahaan dapat menggolongkan
konsumennya ke dalam kelompok yang memiliki kemiripan tertentu, yaitu
pengelompokan menurut geografi, demografi, psikografi, dan perilaku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar